Gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) merupakan hewan mamalia, hewan darat terbesar di dunia saat ini. Namun hewan berberalai tersebut terancam punah di muka bumi.
Di habitat alamnya gajah hidup secara berkelompok dan mejelajah untuk mencari makan. Sering berjalannya waktu, areal atau wilayah jelajah gajah semakin hari semakin sempit karena alih fungsi lahan atau konfersi hutan skala besar dan penebangan liar atau loger akibatnya makanan yang tersedia di hutanpun menipis sehingga gajah terpaksa harus keluar dari koridor jelajahnya demi bertahan hidup mencari makan. konflik antara gajah dengan manusiapun tak dapat dihindari di berbagai daerah di Aceh.
Gajah turun ke pemukiman warga untuk memangsa tanaman penduduk seperti padi, pinang, coklat dan sebagainya dengan cara merusak kebun. Tak jarang juga nanusia jadi korban amukan gajah.
Populasi gajah makin hari makin menurun hal itu disebabkan oleh pemburuan gading untuk diperjual belikan. Tak heran jika ditemukan gajah mati tanpa gading di berbagai wilayah di Aceh. Selain itu hal yang sangat serius menurunnya populasi gajah disebabkan oleh pembukaan hutan menjadi perkebunan skala besar atau tranformasi habitat.
Jika hal itu tidak dihentikan maka gajah sumatera akan punah di muka bumi hanya tinggal nama dan ceriti seperti kisah dinosaurus.
Menurut data yang dirilis WWF Indonesia pada 2017, Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) diprovinsi Aceh berjumlah 475 - 500 individu, Kelompok gajah tersebar di beberapa kantung habibat berbagai wilayah hutan di Aceh (FKGI,at al, 2016).
Sumatran Elephants (Elephas maximus sumatrensis) On The Verge Of Extinction, Save!
The Sumatran elephant (Elephas maximus sumatrensis) is the largest mammal, the largest land animal in the world today. But these endangered animals are threatened with extinction on earth.
In their natural habitats elephants live in groups and explore for food. Often the passage of time, the area or the elephant's roaming territory increasingly narrow due to the conversion of land or large-scale conflicts of forest and illegal logging or consequent logs of food available in the forest thinning so that elephants are forced to get out of the corridor roaming for survival foraging. conflicts between elephants and humans can not be avoided in various parts of Aceh.
Elephants descend to the settlements of residents to prey on crops such as rice, areca nut, chocolate and so on by destroying the garden. Not infrequently also be a victim of raging elephants.
The population of elephants is increasingly declining due to the hunting of ivory to be traded. No wonder found elephants die without ivory in various areas in Aceh. In addition, a very serious decline in the elephant population is caused by forest clearing into large scale plantations or habitat transformation.
If it is not stopped then the Sumatran elephant will be extinct on earth only name and sting like the story of the dinosaurus
According to data released by WWF Indonesia in 2017, Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatrensis) in Aceh province amounted to 475 - 500 individuals, elephant Group spread in several bags habibat various forest areas in Aceh (FKGI, at al, 2016).