Walhi Dukung Konservasi Kelekar

image

Inisiatif komunitas Menanam untuk Lingkungan Hijau (Mulih) mulai mendapat dukungan dari pihak lain. Hari Minggu lalu (02/09), Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup menyatakan dukungan secara nyata melalui kunjungan ke lapangan. Bahkan, ikut bergotong-royong membersihkan lahan yang akan ditanami spesies langka.

Direktur Eksekutif Daerah WALHI Sumsel, M. Hoirul Sobri, datang bersama tim. Ada Habibi dan Deni Arian Nando dari WALHI Sumsel dan seorang penggiat lingkungan dari Irlandia, Naoise Reynolds.

Kedatangan mereka bertepatan dengan jadwal rutin komunitas Mulih.

image

"Apa yang digagas komunitas Mulih ini sebuah langkah baru dan menarik untuk ditularkan ke komunitas di kota-kota lain. Pada umumnya, banyak hutan kota digagas sebagai proyek pemerintah kota. Tapi di sini, murni gagasan masyarakat," kata M. Hoirul Sobri.

Aktifis lingkungan yang akrab dipanggil Eep ini mengaku, karena tertarik dengan gagasan ini maka WALHI datang meski tidak diundang. "Kebetulan kami selalu mendapat kabar tentang kegiatan ini melalui kabar yang dibagikan di jaringan komunikasi sesama penggiat lingkungan di Sumsel."

WALHI Sumsel juga memiliki hubungan erat dengan gerakan lingkungan hidup di Prabumulih. Khusus sungai Kelekar, sejak 1998 WALHI mendampingi proses advokasi pencemaran Kelekar oleh aktivitas perusahaan minyak dan gas bumi negara (Pertamina). Pencemaran oleh limbah industri migas ini berakhir dengan komitmen Pertamina tidak akan membuang limbah cair ke sungai Kelekar sejak tahun 2001.

Meski demikian, pemulihan kualitas lingkungan hidup di sepanjang Sungai Kelekar masih perlu dilakukan. Oleh karena itu, upaya komunitas Mulih sangat penting untuk didukung semua pihak.

image
Pada kesempatan yang sama, Naoise Reynolds berbagi cerita tentang pengalamannya di Irlandia. Sekitar 15 tahun lalu, ada gagasan serupa. Sebuah pengembangan hutan oleh komunitas kecil. Pada waktu itu, dia tidak begitu yakin apakah upaya komunitas pelestari hutan di Irlandia yang ia ikuti akan berhasil atau tidak. Kini, setelah 15 tahun, ia menjadi hutan taman yang banyak dikunjungi orang. Mulai dari untuk tujuan konservasi, pendidikan, hingga rekreasi.

"Saya senang," kata Naoise, "komunitas ini melakukan hal yang penting bagi alam dan manusia di bumi. Semoga kalau ada kesempatan lagi, bisa melihat keberhasilan hutan komunitas ini dalam 5 tahun ke depan."

Hak Atas Lingkungan Yang Sehat

image
Meski sekilas tampak sederhana, apa yang dilakukan komunitas Mulih adalah wujud pelaksanaan amanat undang-undang.

"Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat," jelas Eep. "Tapi di sisi lain, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.”

Untuk memastikan amanat undang-undang ini bisa berjalan dengan baik, ada yang perlu digarisbawahi terkait pengelolaan hutan kota yang digagas Mulih.

Pengelolaan ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota sebagaimana yang digagas oleh Komunitas Mulih harus tetap dipercayakan kepada komunitas penggagasnya. Jangan sampai menjadi usaha perorangan atau diambil alih pemerintah kota yang belum tentu memahami spirit awal gagasan ini.

Sumber foto:
https://www.instagram.com/p/BnU0ZwaFDeJ/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=2f2hhaymqfgv

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center