Antara Dua Kedaulatan

kedaulatan.png

Terdapat dua unsur kedaulatan yang ada dalam setiap diri manusia, Kedaulatan Alam dan Kedaulatan Manusia. Ada beberapa dari organ tubuh yang bisa diamati dari gerak geriknya, seperti mata, suara, kaki, tangan. Dan ada beberapa organ tubuh kita yang tidak bisa diamati seperti hati, jantung, lambung dan lain sebagainya. Yang bisa diamati akan berjalan sesaui dengan kehendak dari Kedaulatan Manusia, sedangkan yang tidak dapat diamati akan berjalan sesuai dengan tuntunan dan kehendak alam. Yang bisa diamati akan bisa dibudayakan, namun yang tidak dapat diamati akan berjalan sesuai dengan Kedaulatan Alam. Oleh karena itu dalam setiap manusia terdapat dua unsur didalam dirinya yaitu unsur alam dan unsur kebudayaan.

Manusia selalu dihadapkan pada kedua permasalahan ini, yaitu permasalahan untuk menyelaraskan antara Kedaulatan Alam dan Kedaulatan Manusia dalam kehidupannya, atau dengan kata lain manusia memiliki masalah dalam menyeimbangkan kedua unsur ini, yaitu unsur Kedaulatan Alam dan unsur Kedaulatan Manusia.

Pada awal peradaban manusia dimulai, manusia merasakan sangat susah dan sanggat tidak nyaman dengan Kedaulatan Alam, hal ini disebabkan karena Kedaulatan Alam tidak bisa ditolah dan dilawan oleh manusia itu sendiri dengan segala kemampuannya. Dimana setiap manusia harus melewati proses dari kalahiran, masa tua dan kematian. Dimana masalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak dan dihindari oleh manusia. Badai yang bergemuruh, gelombang yang besar dan tinggi bagaikan bukit yang selalu menghepas pantai yang kadang kala bisa sampai kedalam pemukiman sebuah masyarakat telah dibangun dan menyapu mereka dengan gelombangnya pada akhirnya mengantarkan mereka kepada alam kematian, kilat dan petir yang suaranya sangat menakutkan serta dapat menulikan telinga bila didengarkan, gunung berapi yang meletus dengan mengeluarkan asap panah yang menghaguskan kulit dan disertai dengan mengalirnya lahar dan magma sanggat panas dengan semburan api yang bisa menggambarkan akan suasana dineraka. Gempa yang menguncang bumi sehingga meruntuhkan semua bentuk bangunan. Itu semua tidak ada yang dapat menolaknya.

Akan tetapi setiap manusia yang tunduk, patuh dan menghormatinya akan mendapatkan jaminan dalam menjalankan dan kelangsungan kehidupannya. Semua manusia yang hidup pada masa itu siklus kehidupan mereka selalu disesuai dengan siklus alam yang ada disekitar mereka. Pada akhirnya mereka-mereka yang mengagumi Kedaulatan Alam membangun sebuah tatanan masyarakat yang sesuai dengan keadaan alamnya. Dalam masyarakat ini kehidupannya tidak terdapat yang namanya hak. Kedaulatan Alam hanya memberikan kepastian-kepastian. Benalu adalah benalu dan tetap akan menjadi benalu, pohon apel adalah pohon apel, sayuran adalah sayuran dan singkong adalah singkong. Semuanya telah ditetapkan sesuai dengan kedudukannya masing-masing artinya Benalu jangan sekali-kali untuk berfikir menjadi singkong dan begitu juga dengan sebaliknya singkong jangan sekali-kali berfikir untuk bisa menjadi benalu. Kedaulatan alam juga telah menetapkan, kijang adalah kijang dan tetap akan menjadi kijang, macam adalah macan dan akan tetap menjadi macan, kucing adalah kucing dan tidak akan pernah bisa berubah untuk menjadi macan, begitu juga dengan tikus tetaptlah tikus dan tidak akan pernah bisa menjadi macam, sehingga dirinya harus tahu diri dan kedudukannya jika berhadapan di depan kucing.

Di tempat ini tidak ada hak, yang ada hanya Unggah-ungguh, dengan sistem hirarki dan hal ini harus dipatuhi oleh setiap manusia untuk mencapai kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Kemudia Kedaulatan Alam juga telah menetapkan dan memberikan kepastian, ada orang yang kuat atau para kasatria dan ada juga orang yang lemah, ada orang-orang yang kaya dan ada juga orang-orang yang miskin, ada raja yang bertahta dan berkuasa serta akan ada rakyat yang dikuasai dan diperintahkannya. Dan semua mereka harus tahu dan dapat menentukan kedudukan mereka masing-masing. Kedaulatan Alam juga memberikan kepastian, orang biasa akan selalu menjadi orang yang biasa tidak akan bisa menjadi raja atau memiliki keturan darah biru, orang kecil akan selalu menjadi orang kecil dan orang besar akan selalu menjadi orang besar, semuanya memiliki kedudukan masing-masing. Seorang pemimpin dalam masyarakat dianggap derajatnya sama dengan penguasa alam semesta. Karena Kedaulatan Alam melahirkan Daulat Tuanku. Seorang raja atau pemimpin dianggap merupakan titisan Sang Dewa atau yang mewakili Tuhan di muka bumi. Semua benda dan hal apapun itu yang ada dalam wilayah kekuasaanya menjadi meiliknya. Semua perintahnya harus dijalankan, perkatakaan harus dipatuhi dan inspirasinya merupakan hukum dan aturan dalam sebuah negeri. “Negara adalah saya” begitulah kata-kata yang diucapkan oleh Raja Luis XIV.

Unggah-ungguh dalam kehidupan masyarakat Kedaulatan Alam adalah sesuatu yang suci, dimana hal seperti sebuah kewajiban dalam agama. Seseorang akan terangkat derajat hidupnya dalam tatanan sosial masyarakat tidak dilihat dan diukur dari prestasi yang dihasilkannya. Akan tetapi seseorang akan meningkat derajat sosial ditentukan dengan adanya “wahyu” atau rahmat Tuhan yang diberikan dan diterumanya dengan sifat yang sanggat alami.
Manusia yang menjalankan kehidupannya pada masa Kedaulatan Alam harus tunduk dan patuh kepada semua kehendak Kedaulatan Alam, seperti kepasrahan dalam agama. Semua orang harus tunduk dan patuh kepada kehendak Negara atau kehedakan sang penguasa dengan segala sabdanya, karena begitulah kehidupan pada masa itu Kedaulatan Alam menjadi Daulat Tuanku. Ketika seorang rakyat biasa atau seorang pembatu raja dalam sebuah pemerintahan jika mereka berbicara harus terlebih dahulu membuka permbicaraan dengan kata “Daulat Tuanku ampun beribu-ribu ampun” dan sambil berlutut atau bersujud didepan sang penguasa.

Semua kegiatan kehidupan orang pada masa Kedaulan Alam selalu bertumpu kepada naluri eksosentris. Dan selalu disesuaikan dengan keadaan alamnya. Dalam masalah pertanian mereka juga tidak banyak melakukan modipikasi atau perombakan. Mereka tidak membuat bendungan akan tetapi mereka hanya membuat irigasi, waduk dan parit saja. Begitu juga dengan membuat taman. Mereka tidak pernah membuat taman didepan rumah mereka akan tetapi mereka hanya membuat perkarangan. Sebab untuk membuat sebuah taman membutuhkan perencanaan sedangkan perkarangan untuk membuatnya tidak membutuhkan perencanaan. Taman perlu penataan sedangkan perkarangan mereka hanya membersihkanya saja dan tidak memiliki aturan yang sulit dan banyak.

Begitu juga dengan masalah dalam mengelola lingkungan, mereka orang-orang yang berbudaya Kedaulatan Alam, kehidupan mereka selalu disesuaikan dengan irama matahari. Mereka bagun tidur ketika matahari mulai terbit, mereka makan dan menjalankan semua aktifitas dalam kehidupan pada saat matahari sedang bersinar. Dan mereka semua akan tidur sama seperti tumbuhan akan tidur pada saat matahari telah tenggelam.

Akan tetapi Kedaulatan Manusia bukanlah omong kosong, Kedaulatan Manusia merupakan unsur yang terdapat dalam diri manusia yang memiliki kekuatan yang sama seperti Kedaulatan Alam. Maksud dari Kedaulatan Manusia adalah sebuah kewajaran dan keutuhan dari diri manusia itu sendiri. Karena manusia bukanlah benda mati seperti batu atau tanah, akan tetapi mereka adalah mahluk hidup, oleh karena itu cepat atau lambat mereka akan mulai memperjuangkan dan menanyakan tentang kewajaran dan keutuhan mereka sendiri. Apalagi mereka memiliki akal, budi dan bahasa. Sehingga hal inilah yang membuat mereka berbeda dengan hewan yang selalu patuh dan tunduk terhadap semua ketentuan dan kehendak dari Kedaulatan Alam. Akan tetapi bagi manusia itu sendiri alam dan semua isinya merupakan sebuah masalah atau tantangan yang harus dihadapi serta ditundukan.

Sejarah manusia tidak lagi berjalan dan terjadi sesuai dengan kehendak alam artinya dengan cara alamiah, akan tetapi manusia harus bisa menciptakan sejarahnya sendiri, yang sesuai dengan kemampuan dan keinginannya sendiri. Akal dan budi manusia telah mendorong mereka untuk kembali berfikir ulang tentang rumusan-rumusan pemikiran orang-orang pada masa lampau, dan dengan itu pula mulai mencari akan batas-batas kemampuan mereka.
Sehingga Kedaulatan Manusia terus memaksa untuk mementukan kewajaran dan keutuhan bagi diri manusia sendiri ketika berhdapan dengan Kedaulatan Alam. Mereka mulai menanyakan tentang hak mereka misalnya terhadap tanah yang mereka garap, mereka juga mulai menyatakan dan memperjuangkan benda-benda yang mereka peroleh dari hasi usaha dan jerih payah mereka sendiri dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya Kedaulatan Manusia menjadi lawan bagi Kedaulatan Alam.

Begitulah perjalan dari peristiwa-peristiwa besar yang terdapat didalam dunia ini, terutama peristiwa Repolusi Peranci. Dimana dalam hal ini Kedaulatan Manusia menjadi Kedaulatan Negara yang kemudian menjadi lawan dan penantang bagi Kedaulatan Alam yang manifestasinya dalam bentuk Daulat Tuanku.
Sebelum Kedaulatan Manusia dan Kedalutan Negara ada dimana kehidupan masih dalam ruang kekuasaan Kedalutan Alam. Kedalutan Manusia hanya bisa ditemukan melalui cara meditasi. Namun ketika proses meditasi selesai dan orang yang melakukannya kembali terjun kedalam kehidupan masyarakat yang nyata mereka tetap hidup dalam ruang Kedaulatan Alam yang tidak berperikemanusiaan.

Kedaulatan Manusia telah melahirkan sebuah tatanan masyarakat yang baru, dimana mobiltasnya lebih militant baik dalam bentuk vertikal maupun dalam bentuk horizontalnya. Kedaulatan Manusia dan Kedalutan Negara telah melahirkan ruang dan kesempatan yang luas dan besar bagi setiap bangsa dan Negara untuk berkoordinasi dan berorganisasi. Kedaultan ini juga telah memberikan sebuah jamin bagi kehidupan lebih pasti yang lebih dapat diandalkan dan dhormati karena dapat melahirkan hukum yang mandiri, sehingga dapat memberikan perlindungan dari nafsu kekuasaan para pemimpin. Karena peran kedaulatan ini pulalah yang menjadi penompang perkembangan filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang melahirkan teknologi dan industri.

Kepastian hukum, dilahirkan dari Kedaulatan Negara yang kemudia melahirkan inisiatif dalam masyarakat untuk mengembangkan sumber daya manusianya. Sehingga masyarakat menjadi kaya akan sumber daya manusia. Dan dengan cara ini semua manusia menghadapi serta menyelesaikan semua permasahanya yang dihadapi dalam kehidupannya. Termaksud permasalahan dalam bidang lingkungan yang bersifat antroposentris, dimana semua usaha yang mereka lakukan terhadap lingkungan Kedaulatan Manusia menjadi landasan utama.

Dalam perjalannya Kedalutan Manusia terus memaksa perkembangan dengan begitu tajam dan cepat sehingga sudah menjadi suatu kesulitan untuk membendungnya. Manusia mengolah alam dengan sejadi-jadinya. Molekul diolah sehingga menjadi atom, dan atom kembali diolah menjadi nuklir yang berujung dapat melahirkan sebuah ledakan yang maha dasyat dan menjadi sulit untuk dikendalikan. Menghasilkan limbah yang banyak dengan jumlah yang cukup besar pulah yang pada akhirnya telah merusak alam dengan begitu parah.

Kedaulatan Manusia melahirkan Liberalisme yang memaksakan hak asasi manusia yang seluas-luasnya dalam segala bidang kehidupan. Globalisasi adalah sebuah gerakan Hippies yang merupakan pusat dan puncak dari hak asasi manusia. Yang mengarahkan manusia kepada kebebasan, Free sex, free love dan free expretion.
Ketidak adanya batas dalam seksualitas, membuat sari pati dari nafsu birahi dapat disampaikan dan diungkapan secara blak-blakan tanpa adanya control dan batasan lagi, homoseksualisme, lebianlieme, biseksualisme. Semua manusia mulai membelah-belah mulekul menjadi atom dan atom kembali dibelah dan diolah menjadi nuklir, begitu juga dalam kehidupan sekseual menusia telah membelah-belah laku asmara kedalam cinta yang murni yang dapat merusak ketentuan kemanuisaan. Seksualitas dibincangkan dan dipublikasikan sudah melewati batas-batas kedalaman antar pribadi dan pribadi. Dalam kehidupan dan keadaan yang demikian itu satu aura tidak ada bedanya dengan aura yang lainnya. Dalam perputaran seksualitas yang demikian itu rasa orgames bukalah lagi hasil dari hubungan antar pribadi tetapi hanya sebatas kemampuan seks semata. Dengan demikian kondisi tersebut telah membuat seksualitas telah menjadi kehilangan makna dan lambat laut seksualitas menjadi tidak menarik lagi. Dalam bidang yang demikian banyak anak muda menjadi impoten.

Dalam hal free love juga tidak kala ironis dan menyedihkan, free love telah membuat arti dari sebuah keluarga telah kehilangan maknanya. Anak-anak yang dilahirkan dalam keadaan yang demikian, mereka akan menjadi anak yang yatim piatu sepanjang kehidupannya. Mereka sudah kehilangan dari sebuah sentuhan yang unit dari kegiatan pergaulan yang diikat oleh hubungan darah, artinya aktifitas alami. Sebuah kehidupan yang dijalani oleh anak tesebut merupakan bukanlah hasil dari pilihannya, akan tetapi hasil kehisupan yang dipilih dan ditentukan oleh ayah dan ibunya. Lalu kehidupan yang suram dan murung tersebut diembankan kepada anak-anak tersebut untuk melalui dan menjalaninya.

Begitu juga dengan hal kebebasan berekpresi, dipaksakan dengan begitu kuat dalam segala bidang dari sendi kehidupan manusia. Hingga pada akhirnya pornografi dipaksakan untuk diperbolehkan, pembangunan gereja-gerja setan juga harus diperbolehkan, mendirikan tempat-tempa bagi orang-orang untuk menjual dirinya yang berakhir dengan perbuatan maksiat juga diperbolehkan dan mendirikan serta membangun sebuah organisasi yang berfahan fasis juga diperbolehkan. Manusia dalam berekpresi atau berfikir sudah tidak lagi mengedepankan atas dasar kesejahteraan kehidupan menusia itu sendiri. Disini Tuhan sudah dianggap tidak lagi penting.

Ketika rasa ke Tuhan telah begitu rapuh dan kritis dalam kehidupan manusia, ketika manusia telah lupa akan peradilan diakhirat. Maka manusia akan hidup dan melakukan tindakan apapun tidak lagi berdasarkan aturan atau rambu-rambu. Kecelakaan yang terjadi dalam bidang kehidupan karena menusia menjalankan aktifitas dari kehidupan itu sendiri yang tidak memiliki rambu-rambu. Dan keadaan yang demikian ini merupakan sebuah keadaan yang sangat-sangat fatal bagi kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri.

Mesin yang bekerja dan beroperasi untuk menghasil barang-barang atau produk-produk bagi konsemun, dimana mesin-mesin tersebut telah menggatikan kedudukan dan tenaga manusia. Mesin-mesin tersebut bekerja dengan tidak mengenal ampun. Sehingga barang atau produk yang hasilkan begitu banyak, begitu melimpah ruah dan membanjiri kehidudapan paran konsumen. Disisi lain para konsumen juga membeli dan memiliki sebuah barang atau produk tidak lagi bertumpu kepada nilai dari kebutuhan barang tersebut, akan tetapi para kunsumen membeli dan memiliki barang atau produk tersebut karean mendapatkan perdikat, lebel dan statusnya dalam sebuah tatanan masyarakat. Pakaian, perabotan rumah tangga, perhiasan dan barang atau benda yang lain merupakan sesuatu yang dapat menunjukan kelas mereka dalam masyarakat. Barang atau produk yang dihasilkan selalu dibungkus dengan impian-impian yang dapat mewujudkan kebahagiaan bagi manusia seperti yang diharapkannya.

Pesawat-pesawat jet terus dibuat dan perbanyak jumlahnya dan akan turus di buat tidak ada yang bisa menghentikannya, karena tidak akan pernah dihentikan. Dibuat dan ciptakan dari belumnya tidak ada dan terbanyakan. Sehingga tujuan dari sebuah penerbangan dibuat dan ditentukan. Para buruh yang berhenti bekerja pada hari libur, mereka harus dapat dirangkul dan diajak untuk menjadi penumpang dalam sebuah maskapai pewasat, untuk diantar ketempat liburan mereka. Keindahan dan panorama alam telah disimpan dan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas kado untuk dipersembahkan kepada para pelangcong. Upacara-upacara dalam hari besar keagamaan dan sebuah kegiatan sakral dalam sebuah kebudayaan telah dikemas dengan begitu paktis sehingga dapat menjadi sebuah objek wisata. Dan pada akhirnya terjadilah erosi kebudayaan atau polusi kebudayaan. Kehidupan spiritual menjadi dangkal.

Akhirnya Kedaulatan Industri yang baru rumbuh dan berkembang telah menjadi lawan terhadap Kedaulatan Manusia. Dan ternyata Kedaulatn Alam dan Kedaulatan Manusia sama-sama dapat mengancam kelangsungan dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu untuk dapat menyelaraskan dan menyeimbangkan Kedaulatan Alam dan Kedaulatan Manusia kita harus bertumpu kepada Kedaulatan yang memiliki dan yang menciptakan Kedaulatan Alam dan Kedaulatan Manusia tersebut yaitu Kedaulatan Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena hanya Tuhanlah yang sanggat tahu pasti akan sebuah syari’ah yang dapat menyeimbangkan Kedaulatan Alam dan Kedaulatan Manusia yang keduanya terdapat dalam diri manusia tersebut.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center