Belajar bersama Alam

SAATNYA CERDAS BERSAMA ALAM

Bagi yang belum mengetahui apakah sekolah alam itu, penulis mencoba sebelum menguraikannya sedikit. Sekolah alam adalah sekolah alam terbuka dimana konsep utamanya Adalah langsung ditujukan agar para muridnya dapat belajar sambil bermain. Berbagai sarana baru ditawarkan sekolah-sekolah yang menamakan dirinya Sekolah alam merupakan sebuah model pendidikan yang berusaha mengadaptasi apa yang telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW pada masanya dan mulai di implimentasikan masa kini, saat masa di mana generasi Rabbani kelak menjadi pemimpin di muka bumi. Metode sekolah ini berusaha mengembangkan pendidikan bagi seluruh umat manusia dan belajar dari seluruh makhluk hidup di alam semesta ini. Sekolah model ini tidak hanya dilengkapi laboratorium serta perangkat komputer lengkap, namun juga sekolahnya dibuat sebagai bagian dari alam terbuka. Ruang belajarnya berupa saung, pepohonan rindang dibiarkan tumbuh di tiap sudut sekolah, serta kelengkapan sarana eksplorasi, seperti, rumah pohon, papan climbing, lapangan bola dan arena flying fox. Di sekolah ini, anak-anak didekatkan dengan alam melalui suasana dan sarana yang memang sengaja dirancang untuk menumbuhkan kecerdasan natural anak. Seperti, bermain outbound, bercocok tanam, beternak, bermain sepakbola, dan menggambar seperti pesan yang disampaikan oleh salah satu Iklan detergen "berani Kotor itu hebat". Mungkin kelihatannya mereka hanya bermain, tapi tahukah Anda bahwa sesungguhnya mereka belajar banyak melalui pengalamannya itu. Penggunaan alam sebagai media belajar ini, mengajarkan anak untuk lebih peduli dengan lingkungannya dan mengetahui aplikasi dari pengetahuan yang dipelajarinya, tidak hanya sebatas teori. Ini juga yang menjadi kelebihan dari sekolah alam dibandingkan dari sekolah biasa atau sekolah umum.

Menurut seorang psikolog perkembangan anak,
Anggia Chrisanti, juga konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Westaria sekaligus penggagas Sekolah Keluarga Empat Pilar, mengingatkan jangan sampai orang tua menitipkan mimpinya kepada anak. "Biarkan anak menjalani kehidupan sesuai dengan kodrat penciptaannya. Bukan sebagai mimpi, apalagi obsesi orang tua yang tidak kesampaian," katanya. Dia mencontohkan, sikap orang tua yang menitipkan harapannya kepada anak.
Misalnya, orang tua yang kurang aktif, kurang bergaul, kurang bisa mengembangkan diri, memilih memasukkan anaknya ke sekolah alam dengan harapan anak akan lebih aktif, lebih bergaul, dan mampu mengembangkan diri.

(foto: Ajier)
C5626088-97B3-44D3-9C4A-62E93A2789D3.jpeg


(foto: Ajier)

Menurut Efriyani Djuwita,M.Si . seorang psikolog Perkembangan Anak dan staf pengajar
Fakultas Psikologi UI, Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka. Disekolah alam metode belajar mengajar lebih Banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman (red-dimana anak mengalami dan melakukan langsung) . Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Penggunaan alam sebagai media belajar menurut psikolog yang akrab disapa Ita ini diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih peduli dengan lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya sebatas teori saja. di mana para guru menerangkan dan siswa mendapatkan pengetahuan hanya dengan mengandalkan buku panduan, dan jarang diberikan kesempatan untuk mengalami langsung atau melihat langsung bentuk pengetahuan yang dipelajarinya. Peraturan yang diberlakukan disekolah alam biasanya tidak seketat peraturan sekolah umum, seperti siswa harus duduk rapi mendengarkan guru dan mendapat hukuman jika tidak mengerjakan tugas atau PR (pekerjaan rumah)

(foto. Ajier)
AA3747E3-6AA8-482A-A838-AC274848B303.jpeg
(Foto.ajier)

Bahkan di beberapa sekolah alam, jarang atau bahkan tidak menerapkan pemberian tugas atau PR (pekerjaanrumah). Namun bukan berarti siswa tidak diajarkan bentuk tanggung jawab. Jika PR (pekerjaan rumah) merupakan wujud tanggung jawab dari sekolah umum, di sekolah alam pengajaran tentang disiplin diri dan tanggung jawab diajarkan melalui cara dan kegiatan yang berbeda, misalnya membiasakan diri antrian barisan saat akan mencuci tangan, dan bekerjasama dengan teman sebaya dalam mengerjakan tugas atau kegiatan outbound lainnya. Selain itu, sistem ranking juga tidak diberlakukan di sini, karena bukan menjadi satu tolak ukur prestasi siswa. Justru sekolah ini memacu semua siswanya untuk mengembangkan potensi dan bakatnya masing-masing. Soal biaya bervariasi, dengan adanya metode pendidikan Sekolah alam diharapkan akan menghasilkan generasi yang cinta lingkungan, ramah dan bersahabat. Dikarenakan sistem kurikulum sekolah alam mayoritas adalah mengacu pada akhlak dan berbasis pendidikan internasional dan alam semesta, diharapkan nantinya akan terbangun sebuah generasi masa depan yang beraklak mulia dan mencintai alam semesta. Seandainya banyak sekolah di Indonesia yang berbentuk sekolah alam, maka metode pembelajaran yang selama ini terkesan membosankan akan berubah menjadi metode yang menyenangkan, sehingga para siswa siswinya bukan hanya dididik dengan pelajaran yang hanya mengacu ada kurikulum, tetapi dengan sendirinya sekolah alam akan menumbuhkan potensi dari diri setiap siswa siswanya
339793B5-58C2-4ABD-ABDD-AD6D36CC24C1.jpeg


(foto: Ajier)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now