Setidaknya aku telah lega atas pengakuanmu, Tapi apakah hatiku lekas sepulihnya? Aku tidak tau, setelah itu, pikirku tak tentu, mataku sayu, hatiku? Perasaanku? Fisikku? 😥 Barang kali aku memang sedih,
Kau cinta, Hatiku tak mampu membendung rasa, Ingin sekali kuhempaskan, Kuteriakkan, Akuu? Benar-benar rindu, Bergejolak.. Bergejolak hati ini menahan ego, Ingin sekali aku mampu erat, Bukan hanya dalam
Aku bukan seorang anak bangsawan, Bukan pula putri raja, Aku juga bukan yang cantik itu, Bukan pula yang manis mungil, Aku bukan juga yang shalihah, Yang mungkin disebut bidadari dunia, Bukan, Aku jauh
Aku tak ingin kecewa, Sekian kalinya aku terus berusaha, Berusaha melupakan, move on, dan pergi. Namun, bayangmu tetap menghantui, Tapi terkadang, aku memilukan, bertanya pada diri sendiri, Apakah benar,
Kembali, Satu nama tersimpan rapi, Lelaki. Yaa, lelaki. Lelaki yang kuharap sejati, walau tak pernah menjadi. Ramadhan ini, kembali. Seperti sebelumnya, Di setiap ramadhan yang kutemui, Aku selalu ingat
Siapa? Aku? Dia? Aku atau dia? Ungkapmu yang terus membelai sukma, membuatku terbawa arus rasa, seolah aku. Yaa, bagai aku yang kau sebut dan kau maksud. Yaa, kuulang, ini adalah arus rasaku. Kuanggap
Kedip mataku merunduk malu, Bersembunyi di balik jeruji kekeliruan dan segores harapan, Mata itu, Yaa, kedipan itu baru kulihat lagi setelah sekian lama, Munafik, jika kusebut "aku tak ingin
Kedip mataku merunduk malu, Bersembunyi di balik jeruji kekeliruan dan segores harapan, Mata itu, Yaa, kedipan itu baru kulihat lagi setelah sekian lama, Munafik, jika kusebut "aku tak ingin
Seberapa masa sudah untuk aku tak dipertemukan lagi denganmu? Kau tau? Aku terus saja dihantui dengan bayangmu, Ntah mimpi, atau hanya sekedar halusinasi, Anganku bersemi, Semakin hari kian merekah indah.
Adakah yang lebih mempesona dari apa yang Ia tampilkan di permukaan? *Air terjun Tansaran Bidin, Wonosari, Bener Meriah, 14 April 2018 @uchi3, Rabu, 18 April 2018, pkl. 00.12 WIB ^_~
Menunggu masa itu tiba, Setelah itu, aku akan mampu menjawab semua tanyaku, tentang kamu. Yaa, masih tentang kamu yang terus merasuki jiwa dan mimpi. Jangan hanya sebatas angan dan harapan. Itu mauku,
Inginku kamu, Kamu yang akan kusebut pertama dan terakhir kali menghinggapi relung jiwa dan hati. Inginku kamu, Kamu yang selalu ada, tersenyum, menyapa, memuji, walau hanya lewat mimpi. Menyemangati,
Kau gagah, Pukaumu semakin memakna indah, Tak sanggup, tak sanggup aku menepis rasa yang menggairah. Kukatakan, sementara aku buta, Buta mata hati dan jiwa. Mataku hanya mengarah pada yang baik-baik saja.
Ia cemburu, Ketika kau menanam cinta yang dalam pada satu makhluk-Nya, yang kau sebut mempesona. Ia meleraimu dengan penuh cinta, tanpa memberi murka dan bencana. Menohok, membisu, bukan itu yang kau lakukan
Baper, membuka jawaban tentang keutuhan cinta yang tertanam sekian lama. Satu keniscayaan dimana harapan tergantikan dengan rona merah bertanda harus sirna seketika. Kala yang dicinta mengarah pada yang
Kamu, aku mengenalmu tanpa sebelumnya pernah melihat. Walau sebenarnya aku dapat. Karna kau dan aku sama tempat. Melihatmu, aku 'malu', teringat akan imanku yang lusuh. Bukan karna kau terlihat sepuh,
Waah, Salam kenal pak @levycore, 😊 "Karna apapun yang berkaitan dengan 'tulisan' aku akan jatuh cinta." Bisa dibilang itu sebagai 'prinsip' , 'moto' atau apalah namanya bagi @uchi3, Berawal
Ntahlah.. Matanya terlihat sayu, Bahuku telah kutumpangi untuknya melepaskan penat dan rindu, Rindu pada seseorang yang selalu saja kering kerongkongannya menyebut bahkan meneriaki satu nama. Ntahlah..
Adakah kau lihat seseorang yang merindu pada seorang yang tak juga merindu hingga bersimbah air mata? Duhaaai.. Cinta.. ❤ Sungguh leluasa kamu. 😥 @uchi3, 31 Maret 2018, pkl. 23.20 WIB ^_~
