Tuk bait-bait indah yang tak pernah kusambangi, kenapa kau hadir tanpa waktu kenapa kau pergi tanpa sisa kuntum mawar yang layu kenapa tak kau biarkan aku memelukmu walau dengan kata yang terbata-bata
Mengapa sanubariku memekat segala, seluruh dirimu!! Kulihat kelamku dalam bahagiamu Pada hati yang menderas kecewa Kukenang dalam deraian sendu Pada linangan duka serta luka.. Hujan, dan terkutuklah rindu
Kelam Terlalu diam Dalam pekat malam Hening menikmati suara alam Gemericik air menderu suasana Membawa buai hampa Arungi senja Bersama Hilang Angan terbang Sisakan debu jalang Melupakan semua yang terbuang
Note : ini merupakan cerita yang tidak memiliki unsur kenyataan, harap pembaca memaklumi agar tidak terjadi kesalahpahaman sehingga jika ada tokoh dan tempat serta kejadian yang sama, maka ini hanya kebetulan
Halo penghuni Steemit yang tercinta.. kali ini aku mau share coretan puisi dari para penghuni rumah puisi dalam kegiatan sambung puisi.. sambung puisi sendiri adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan
dingin... hujan tak pernah berselang, merencah waktu, memperlambat semua yang tak jua selesai... siang ini gerimis... seperti kemarin, dan kemarin, titiknya siramkan dingin, anginnya balurkan gigil...
Teruntukmu cintaku Kuhanya mencintaimu Tiada lagi masa lalu Hanya ada kamu dan aku Kasihku usahlah kau meragu Kita telah bersatu dan menyatu Batinmu batinku tlah menjadi satu Kumilikmu dan kaulah imamku
berbalur luka saat asa terhempas sembilu menghujam dalam mengoyak hati terkulai lemas dengan tatap nanar beku tak ada nadi rasa dalam derasnya aliran darah mimpi hancur terhantam pusaran badai membuat
Cerpen fiksi semua usia " Nayla dengan perasaan sedih mencari cari si danbo di taman bunga " Nayla gadis kecil yang periang dan penyuka boneka, ia tinggal di sebuah apartemen permata hijau bersama
PUISI** PERJALANAN MENUJU KEGILAAN SEMPURNA : PUISI RINDU UNTUK MU
aku masih bisa merasakan hadirmu dihari hariku, disaat tidurku, di setiap mimpi mimpiku, disaat bangunku, di setiap langkah perjalananku . cukup ku menutup mata dan kamu terlihat jelas didalamnya, aku
" Berjuta kata dalam secarcik kertas... seperti debu di gurun pasir yang tandus... semua kata tak terlihat jelas... semua keindahan seperti memudar... Waktu telah memakan masa... tangan berjibaku
[puisi dan syairku] Aku tak pernah memberi judul untuk puisi"ku
Diantara detak jantung yang kian berpacu Diantara desah nafas yang kian memburu Aku dengar nada_nada bisikan di telinga Menggoda jiwaku untuk ungkap segala hasrat Tentang cinta dan segala keindahaan pesonanya
Rasa yang terlupakan kini datang kembali Setitik kecil, yang membuat jantung berdegup kencang. Hanya setitik kecil, namun melintas berulang kali di dalam benak. Rasa yang mampu mengajak pikiranmu berkeliling
Namaku Rika.. ini bukan tentang cerita dongeng dimana sang pangeran yang akan mencari dan menemukan putri dan membawanya ke sebuah istana... bagiku cinta tidak semudah itu karena bagiku cinta adalah
Banyak tak sadar akan tingkah laku Banyak tak perhatikan akan berbicara Mereka berbicara tanpa rasa malu Berteriak menghina dan menjatuhkan Tapi sepenuhnya adalah bayangan diri Tak usah bersantun jika
Kupandang pantulan bayangan di cermin, Satu sosok pudar lusuh, compang-camping, dan seolah termakan usia. Sobekan-sobekan baju terlihat di sana-sini, Rambut yang acak-acakan menambah kesan tak sedap di
Berdesir napas sastra fi'li kala ilusi menyusun asma puisi sirr rahsa bergelayut kagum memanen musim semi nektar kangen bersemayam suara ibu bumi manja merayu memanggil, membaca nama perempuanku Purba
Bagai pecandu pil ekstasi aku menggila karena delusi pribadi menjambak rambut hitam tak suci menggerutu berlarut karena emosi Jiwamu bagai tak berperi dengan tongkat sihir yang beseri bak terserang hipertensi
Siang tadi aku memulai perjalanan bersama dengan Ayah, Adik besarku yang diberi tanda dengan nama Ali dan Keponakan terlucu yaitu Shinta menuju sebuah desa di daerah Purworejo Jawa Tengah. Tahu apa yang
hilang tinggi terbang jauh melayang tak ada tapak dan jejak semua yang menghilang sapa lembut pagi sehangat kopi terganti sepi tanpa suara dan sunyi menguap musnah tak berwujud raga bagai alkohol yang