ridwanajha

*That is empty heart Like cold rain Who patted the cheek back Overlooking the eye wall Searched for wet travel In the chills, through the canals of time...* The hollow Worth zero without a partner That

I still stand on your heart, fondle the longing that is drawn your drawing, just like a toe that never loosely hugging the ground, just as a leaf with a twig, the same means to you Two full moon passes

Dan, Hadirmu mengusik lagi mimpi indahku Sejak hujan di bulan mei yang tiba-tiba singgah menuruni basah di sore itu Aku terpana memandang butir-butir rinainya Yang turun membasuhi kekeringan daun-daun

Haruskah aku mencari arti Dari rindu yang bersemayam di hati Sedang hadirnyapun aku tak mengerti Rindu datang tanpa permisi Pernah kucoba tanya pada hati Namun tak pernah ada jawaban pasti Semakin kutepis

Petang ini Kuuntai rasa yang ada Dari tulisan-tulisan usang tentang kenangan Ingatan yang menjelma.. Hanya lamunan Dan.. Sejak kau pergi Luka adalah tempat yang sunyi Di mana..di situlah aku berteduh tabah

. . Pelangi, Ajarilah aku bahasa hatimu Agar dapat ku urai satu persatu Rasa ku padamu. Ajari aku membaca ruang hati, Saat sepi datang menghampiri Dan bayangmu enggan berlalu pergi. Aku yang telah jauh

engkau yang bersolek, mengemasi laut menyimpannya dalam kampia pandan muda sebelum gemuruh menyapa hari ;perempuan tua menimang cinta tiada lelah ia membaca langkah memunguti rimah air mata anaknya di

Selamat tinggal jandaku Selamat tinggal janda mudaku Kini engkau telah pergi tinggalkan aku Perpisahan pada saat hujan Engkau menangis saat perpisahan Apa sebabnya engkau tinggalkan aku Apakah engkau sudah

Telah aku titipkan separuh nyawaku Pada indahnya senyumanmu Tiadalah sedikitpun aku bahagia Saat senyum itu sudah tiada Indahnya mentari pagi ini Masih tak mampu menandingi Terlebih untuk mengganti Cukuplah

Begitu bodoh diriku Memahami tutur manismu Ternyata madu palsu Sanggup meracuni fikiranku Kini aku hanya bisa Meratap didepan dinding kaca Yang penuh lumpur nista Hingga nuraniku tak mampu kubaca Masihkah

Siang menghantar senja; Lorong pasar telah sepi; Kucing liar kian kemari. Tersisa gumpalan sampah; Bau anyir dan busuk; Menjadi aroma khasnya. Dengan tertatih-tatih; Gerobak tua memungut sampah; Untuk

ada anak sekolah pamitnya pergi sekolah ternyata tidak sampai sekolah padahal ia merasa tetap bersekolah ternyata sekolahnya sudah pindah guru-gurunya juga sudah berubah pelajaran-pelajarannya bubrah ada

Menelusuri jalan masa depan. Lika-liku dilangkahkan sejak jaman purba. Menatap harapan tanpa kecemasan. Memahami pencarian jatidiri menakjubkan. Sejak dahulu kala pencarian menghantui diri. Melihat hubungan

Assalamualaikum wr wb Di laman luar sufflok house Unggas halimunan bersahutan di senja hari. .. Dari celah dahan ranting menguning Di tutup dedalu sejak berzaman Pohon langsir dan anggrek. . Berlumba menghisap

Dipuja dalam berbagai ungkapan Saat mekarmu jadi hiasan Indah Sentuhan lembut ingin menjamah Tak ubahnya putri jelita Selalu disapa Disanjung dan dimanja Namun terkadang engkau terlena Tak sadar terbuai

. Pak Tua, hamba ini bagai ekor yang masih setia pada titahmu yang tersurat. Yang masih percaya pada tanda tandamu yang tersirat. . Pilu teramat genit mencumbuku. Rindu teramat bara membakarku.. . Geliatku

Panggilan Biarkan aku terbaring dalam lelapku, kerana jiwa ini telah dirasuki cinta, dan biarkan daku istirehat, karena batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang. Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah

Musimnya angin tak berani bertiup. Meski barang semilir, mengipasi ataupun dingin kan situasi. Gemuruh dada, gejolak kepundan, Maha meru bergetar. Daun daun kering menunda jatuh. Dada menghimpun ledak,

Sungguh Ku tak punya hati Untuk menyatakan janji Apalagi bersumpah Tak akan pernah menyakiti Namun Ku akan selalu bertahan Dan Mempertahankan apa yang semesti'y Ku pertahankan Sedahsyat apapun dera yang

Saat badai celaan menyentuh sukma Sukma hanyut terbawa lena Lena bangkitkan lupa Lupa pada yang kuasa Sudahlah Semua kejadian lahirkan hikmah Hikmah rahasia ilah Ilah maha pemurah Kemurahan yang mendahului