Bila Waktunya Tiba

Kita lalui pengembaraan panjang. Kau sebut ia usia, aku menyebutnya kehidupan. Kau menemukan beragam-ragam tatap, aku temui bermacam-macam lihat. Kita belajar pada keadaan yang ditawarkan setiap tangkapan mata. Membiarkan kepala kita menguras hingga yang tersisa sari belaka. Kau sebut ia pengalaman, aku menyebutnya kenyataan.
image

Pada saatnya kelak, orang-orang gagal dan selalu gagal akan menemukan satu titik yang tak akan pernah dilupakan. Kau sebut itu keberhasilan, aku menyebutnya upah atas perjuangan. Dia yang tidak peduli pada kejatuhan berkali-kali, terus mencoba dan mencoba lagi, percaya bahwa semesta akan takluk pada usaha tanpa titik, akan diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk memetik. Bahwa gagal bukanlah sebuah khatam, semesta raya menyampaikan demikian. Kau hanya tidak boleh takluk pada lelah, tidak dikalahkan lemah, tidak dibunuh rasa bersalah. Bila waktunya tiba, dan menurut Tuhan sudah tepat, maka tidak ada yang bisa menahanmu meraih segala yang pernah kau rawat.

Pada saatnya kelak, orang bodoh menjadi pandai. Mereka yang terus peka dan rajin mencari makna atas segala yang ingin dipahaminya, bertekuk serah pada kehendak proses, akan menemukan cahaya pada tempat-tempat yang sebelumnya buta. Kau hanya harus tekun berguru, tidak salah memilih buku, tidak larut dalam lalai yang mengandaskan kesempatanmu menjerang ilmu. Bila waktunya tiba, dan menurut Tuhan sudah tepat, maka kepalamu akan dianggap berguna, isi kepalamu dianggap mustika.

Pada saatnya kelak, yang miskin akan kaya. Begitu sebaliknya. Yang diam akan bersuara. Begitu sebaliknya. Yang lemah akan kuat. Begitu sebaliknya. Yang pisah akan terekat. Begitu sebaliknya. Yang buruk akan indah. Begitu sebaliknya. Yang kalah akan melawan, yang sakit akan tersembuhkan, yang dicoba kandaskan akan berdiri penuh keyakinan, yang resah akan bahagia, yang merugi akan melaba. Kita hanya menunggu dan berupaya mengubah keadaan. Dan Tuhan? Ia dzat yang selalu basar atas segala yang kau lakukan.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
3 Comments
Ecency