Cinta dalam diam



Dedauanan hijau yang masih basah oleh sisa air hujan, beberapa butirnya jatuh saat angin bertiup perlahan.

“ Kadang bersama hujan, hadir kenangan-kenangan, bahkan yang tidak ingin kita ingat….” sapaan suara Wulan menghentikan keasyikanku menikmati hujan.

Perlahan kubuka kelopak mataku, “ Oh, kamu…kapan datang ?”.

“ Aku ketemu Wisnu lho ?” sejurus dia terdiam, menatapku dalam seakan hendak menilai diriku dan membaca isi hati serta pikiranku.

“ Apa benar kamu dulu pernah suka Maya? Bahkan setelah dia jadian dengan Wisnu ?”. Aku berteman dengan Wisnu, tidak akrab. Dan Wulan kebetulan pernah satu sekolah dengan Wisnu.

Jika Wulan tidak menyebutkan nama Maya barusan, mungkin aku sudah lupa sama sekali jika pernah mengenalnya.

“ Jadi Maya yang membuatmu belum bisa membuka hati lagi ?” sebaris senyum menawan merekah dari bibir mungil Wulan, siap untuk membullyku lagi dan lagi.

“ Apa iya aku bisa separah itu punya rasa sama Maya ? “ tak perlu diceritakan kalau sebenarnya, Maya menyukaiku tapi justru aku kenalkan Wisnu. .

“ Lantas siapa dia yang masih setia menempati bilik hati Baskoro ini ?” Wulan melambaikan tangannya di depan wajahku.

Aku mencintainya, sudah terjadi begitu saja sejak pertama kali melihatnya. Mungkin itu yang disebut love at the first sight. Temanku bilang dia biasa saja, tidak feminin, tidak anggun, tapi dimataku dia paling bersinar diantara orang-orang yang ada di sekitarnya, yang membuat jantungku berdebar tak karuan sejak detik pertama melihatnya, berjalan melewatiku saat persiapan acara wisuda.

Masih kusimpan rapi detail pertemuan pertama kala itu. Tingginya semampai, berkulit sawo mentah, memakai sepatu sport hitam, jeans biru, jam tangan silver, kemeja lengan panjang kotak-kotak warna biru dilipat sampai siku, lesung pipi, rambut sebahu diikat, dimataku penampilannya tampak sempurna, tak kalah rupawan dengan bidadari yang memikat hati Joko Tarub.

“You’ll never tell anyone. Meski sudah 10 tahun kita jadi saudara ipar”, pungkas Wulan, sebelum meninggalkanku sendirian di beranda, dihunjam debar-debar yang masih sama seperti pertama kali melihatnya 12 tahun lalu

Posted from Instagram via Share2Steem

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now