Gara-gara macet.

Malam semua, mungkin salah satu di rumah pembaca sudah ada yang mempunyainya.
Di tahun 1970an, barang ini termasuk barang mewah hanya satu orang atau dua orang saja yang punya. Tapi sekarang bukan hanya orang yang kaya saja yang punya. Yang membuat saya menarik menulis tentang kendaraan ini bukan siapa pemiliknya tapi jalan yang begitu mudah untuk mendapatkannya.

Sebegitu mudahnya sampai orang rela terseret dalam hutang piutang yang lama.
Tak terhitungkah berapa kerugian yang harus mereka telan.

Misalkan uang muka 2 juta IDR dan setoran 800 ribu IDR × 36 bulan = 28 juta 800 ribu rupiah/IDR.
Belum lagi purna jual yang tambah tahun tambah turun nilainya.

Memang kalau tak di paksakan kita tak punya, tapi menurutku itu salah tergantung kedisplinan kita saja. Kalau aku sendiri tak mau memaksakan apa yang belum saya mampu, buat saya membeli sesuatu kalau memang untuk di kebutuhan, bukan keinginan.

Okey, sistem kredit memang memudahkan. Dan saya yakin negara tak akan berani menghapusnya.
Aku hanya berpikir sendiri, mungkin kalau sistem kredit di hilangkan untuk semua kendaraan apa pun Indonesia akan terbebas dari macet.

Bagaimana tidak macet, kalau anak sekolah SMP saja sekarang sudah membawa motor sendiri.
Pemandangan di atas setiap hari temunin

Selamat istirahat dan terima kasih untuk waktunya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Ecency