Kreator Konten dan Aplikasi Jual Beli Kripto di Indonesia

jievani-weerasinghe-NHRM1u4GD_A-unsplash.jpg
Ilustrasi Bitcoin. Photo: Unsplash

Saya mengenal dunia kripto pada medio Juli 2017 melalui platform Steemit. Saat itu, Steemit sedang booming dan menjadi sumber pendapatan baru bagi penulis, photografer dan kreator video. Saya pun tidak mau ketinggalan.

Saya termasuk orang yang cepat belajar soal platform tersebut sekali pun bergabung belakangan dengan Steemit. Sebagai informasi, Steemit lahir pada tahun 2016 yang dibangun oleh Dan Larimer dan Ned Scott. Sejumlah kreator asal Aceh merupakan pionir yang membawa platform ini berkembang di Aceh dan kemudian menyebar ke seluruh nusantara.

Banyak blogger banting setir menjadi kreator konten di Steemit. Menurut mereka, platform blogging berbasis blockchain, itu lebih menjanjikan daripada menulis di blog, terutama bagi mereka yang tak kunjung diterima sebagai publisher Google AdSense. Sebagai kreator, seorang Steemian (sebutan untuk pengguna Steemit), mendapatkan reward dalam bentuk Steem, Steem Dollars dan Steem Power.

Bergabung dengan Steemit membuat saya akrab dengan bursa kripto dan aset digital seperti Bitcoin, Ethereum dan mata uang kripto lainnya. Poloniex, Bittrex dan Indodax merupakan beberapa bursa kripto awal yang pernah saya gunakan. Melalui bursa kripto, reward yang kita peroleh dari aktivitas menulis di Steemit, menjadi mudah untuk dicairkan dalam bentuk rupiah.

Bagaimana seorang kreator Steemit dibayar? Ini merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan kala itu, selain cara mencairkan reward dari Steemit (Steem dan Steem Dollars) ke dalam rupiah. Alhasil, banyak sekali pengguna yang menulis kedua masalah tersebut.

Sistem reward di Steemit termasuk hal baru di kalangan penulis dan kreator konten. Seorang penulis atau kreator konten mengunggah karya di Steemit, kemudian pengguna lain memberi voting (upvote) terhadap konten yang menarik dan disukainya. Besar kecilnya jumlah voting yang diterima sangat tergantung pada Steem Power pemberi voting. Selain itu, pemberi voting dapat memilih berapa besaran persentase yang ingin diberikannya.

Jadi, semakin besar jumlah Steem Power seorang pemberi voting, maka semakin besar nilai voting yang diterima seorang kreator. Karena itu, banyak kreator membangun hubungan dengan pengguna yang memiliki Steem Power besar. Di antaranya, memberi voting atau minimal meninggalkan komenter pada konten mereka. Sehingga lahir istilah ‘pengemis upvote’ pada pemilik Steem Power besar.

Di Steemit, masa upvote (dukung naik) sebuah karya atau konten berlangsung selama tujuh (7) hari. Dalam seminggu, karya dan konten tersebut akan memperoleh reward selama ada yang melakukan upvote atau dukung naik. Setelah tujuh hari, tulisan atau karya tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa lagi meskipun mendapatkan upvote. Memberi upvote pada sebuah tulisan/konten yang sudah lewat seminggu sama saja dengan menghabiskan power sia-sia.

Pencairan Reward
Karena reward di Steemit dibayar dalam bentuk tokens kripto, yaitu Steem atau Steem Dollars (SBD), maka pencairannya tidak bisa langsung ditarik melalui rekening bank lokal. Steem atau SBD itu terlebih dulu harus dikonversi atau ditukar dalam bentuk Bitcoin, Ethereum atau koin kripto yang diinginkan (asal sudah listing di bursa kripto yang dipilih).

Saya, misalnya, kerap memanfaatkan Poloniex dan Bittrex, dua bursa kripto yang sangat familiar di kalangan Steemian. Kenapa harus menggunakan dua bursa kripto? Salah satunya saya gunakan untuk trading atau jual beli kripto, dan satunya lagi sebagai penampung sebelum saya kirimkan ke bursa lain yang support mata uang IDR.

Sekilas proses pencairan reward dari Steemit cukup ribet dan membingungkan, dan tidak semua pengguna Steemit paham dengan alurnya. Dan, saya cukup sering diminta bantu oleh steemian lain untuk proses pencairan reward.

Saya menggunakan Poloniex untuk mengirimkan Steem atau SBD yang saya dapatkan dari menulis. Sebagai informasi, Poloniex adalah perusahaan kripto yang didirikan pada 2014 oleh Tristan D’Agosta dan berkantor pusat di Boston, Amerika Serikat. Saat itu, Poloniex tidak melayani perdagangan dalam bentuk mata uang fiat, melainkan altcoin (mata uang kripto selain Bitcoin).

Sementara Bittrex, perusahaan penukaran mata kripto tertua yang didirikan tahun 2014 oleh Bill Shihara dan Richi Lai di Las Vegas, Amerika, saya gunakan untuk menampung reward (Steem/SBD). Melalui platform Bittrex pula saya belajar pelan-pelan cara trading kripto.

Ada satu tahapan penting yang perlu dilakukan sebelum Steem atau SBD dikirim ke Poloniex atau Bittrex, yaitu proses konversi Steem atau SBD menjadi Bitcoin atau Ethereum. Untuk proses ini, kita perlu melibatkan platform pihak ketiga, yaitu Blocktrades. Ini penting dilakukan untuk mendapatkan memo, salah satu kode yang perlu digunakan saat mengirimkan kripto ke Poloniex atau Bittrex.

Lalu, bagaimana mencairkan reward dalam bentuk rupiah ke bank lokal? Di sinilah kita memerlukan bursa kripto lokal. Salah satu yang paling familiar di kalangan steemian kala itu adalah Indodax. Untuk mengirimkan coin yang sudah dikonversi, misalnya Bitcoin, kita memerlukan wallet address. Setelah memiliki alamat wallet, kita tinggal mengirimkan coin dari satu bursa ke bursa lainnya, agar dapat dicairkan dalam bentuk rupiah.

Bursa Kripto Lainnya
Kini, kita memiliki banyak pilihan bursa atau perusahaan penukaran kripto lokal, untuk menerima reward. Selain Indodax, sekarang sudah ada Tokocrypto, Upbit, Binance, Ajaib Kripto dan Aplikasi Pintu. Masing-masing bursa kripto ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal biaya penarikan, misalnya. Di Upbit biaya penarikan ke bank lokal sama dengan di Indodax, yaitu Rp25 ribu per transaksi. Di Aplikasi Pintu, biaya penarikan ke bank lokal termasuk murah, yaitu Rp4.500 per transaksi. Sementara untuk bursa kripto lainnya, belum saya coba.

Aplikasi Pintu punya kelemahan, yaitu pengguna tidak dapat melakukan jual beli kripto melalui website seperti bursa lainnya. Selain itu, di aplikasi Pintu, kita tidak dapat melakukan bid atau offer sesuai harga yang kita inginkan. Jadi, jika ingin melakukan trading di Pintu, kita perlu memantaunya setiap saat.

Terlepas dari kekurangan yang ada, Pintu termasuk mudah digunakan terutama oleh pemula sekali pun. Inilah yang membuat aplikasi ini sudah diunduh lebih 10 juta kali. Bisa jadi ini pula yang membuat Pintu aplikasi jual beli crypto terpercaya di Indonesia. []

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
1 Comment
Ecency