Poetry "Kau"

image

Kau sudah berada di sana
Pukul sepuluh pagi
Selalu jam yang sama
Meski hujan mendera
Kau masih duduk di sana ,entah hari panas atau hujan
Datang lalu pergi ketika senja mulai menelisik hari

Pukul setengah satu siang saat itu
Tak ada siapa-siapa
Sepi
Matahari sedang bersemangat memeras keringat
Lalu lalang kendaraan membisu, seperti kami yang sama-sama diam

Kusodorkan satu bungkus burger dan minuman soda
Kau menerima tanpa anggukan dan ucapan terima kasih
Aku tak menginginkannya
Biar saja

Sesekali aku mengintipmu dengan ekor mata
Begitu lambat kau makan
Hingga suapan terakhir habis, membuatku sedikit salah tingkah,
Diam membuatku gelisah
Kau tetap diam
Aku bercerita tentang apa saja tapi tetap saja kau diam
Pukul satu lebih dua puluh menit
Aku memutuskan untuk beranjak pergi
Melempar bungkus makan ke tong sampah
Mengajakmu berbincang bukan hal mudah
Kau tetap diam
Memandang lurus ke depan
Kau tak peduli, aku pun tidak

Hari ini tepat di angka enam puluh hari sejak tak kulihat lagi kau ada di sana

Di halte ini, ada yang datang ada yang pergi namun tetap saja terasa kesepian itu menggigit
Tak lagi kulihat kau ada di sana
Tak ada siapapun
Aku duduk tepat di mana biasanya kau duduk
Memandang lurus ke depan
Langit di belakang gedung mulai memerah
Gelap pun hendak memeluk angkasa

Hari ini aku menemukanmu
Melihatmu dari jendela gedung
Kau memandangku
Tersenyum sebelum sebuah bus berhenti di depanmu
Aku berlari menuruni tangga
Langkahku menuju halte
Namun aku tak melihatmu

Kau tak pernah lagi kembali ke halte
Langit kian gelap
Lampu jalanan mulai dinyalakan
Sebuah bus melaju dan berhenti didepanku
Dalam ingatanku inilah bus yang membawamu pergi
Tak ada satu penumpang
Tanpa bertanya
Aku menaikinya
Angin berhembus pelan
Membawa bulir gerimis hadir satu persatu
Matamu begitu tenang kala itu

Kaulah alasanku tak pernah berhenti mendoakan keselamatanmu....

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
5 Comments
Ecency