This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

MENJADI NET123N YANG ELEGAN

739b3efe12e3af856303c33d606aaadd copy.jpg

Jika kamu adalah seseorang yang dengan aktifnya menggunakan sosial media, maka kamu adalah orang-orang yang disebut sebagai netizen. Tulisan saya ini dimulai karena rasa jengah saya terhadap beberapa netizen yang menggunakan sosial media dengan tidak bijak. Kita semua tau bahwa negara kita memiliki netizen yang banyak dan kuat. Apapun yang dinilai menarik ataupun aneh dapat dijadikan viral. Teringat suatu hal, netizen indonesia dapat menggetarkan dunia dengan “TELOLET” nya. Bukankah itu suatu bukti bahwa kita sangat hebat dalam hal kekuatan di sosial media?

Bicara tentang kekuatan di sosial media, didalam hati saya terdapat sedikit rasa miris sekaligus malu terhadap beberapa sikap netizen yang selalu melihat berbagai macam hal dari segi negatifnya. Kemudian mengeritik hingga menghujat. Bukan hanya itu, percakapan di sosial media yang menggunakan kata-kata kasar dan kotor pun dianggap biasa. Malahan seperi kata wajib yang harus diselipkan disetiap kalimat pada kolom komentar. Sedikit contoh misalnya tentang atlet kita yang kalah dalam pertarungannya. Beberapa netizen indonesia malah memberikan hujatan terhadap mereka. Bukankah lebih baik jika kita lebih menghargai usaha mereka? Mengapresiasi mereka? Bukankah kata “Tolol” lebih baik diganti dengan kata “Kamu telah berjuang, teruslah semangat”. Bukankah hal seperti itu lebih baik? Wahai netizen yang budiman, sadarkah kalian disaat kalian menghina, menghujat ataupun membully seseorang, bukan hanya hati mereka saja yang terluka, tetapi juga hati kerabat terdekatnya. Bagaimana sakitnya hati seorang ibu ketika anaknya dihujat dengan kata-kata yang sangat kasar. Kata-kata buruk yang terlontarkan memberikan dampak negatif yang bisa saja menghancuran masa depan seseorang.

Bukan hanya hujatan saja yang saat ini menjadi seperti trend di kalangan netizen, tetapi penggunaan kata-kata kasar dan kotor juga tidak kalah populernya. Perlu contoh? Oke sedikit contoh. Negara kita memiliki hubungan yang tidak baik dengan salah satu negara tetangga dalam banyak hal, sehingga menjadi perdebatan di sosial media. Beberapa netizen dari negara kita menggunakan kata-kata kasar dan kotor untuk membalas segala perkataan mereka. Saya tau tujuan netizen kita baik, mereka mencoba membela tanah air kita yang dihina. Mereka marah, begitu juga dengan saya. Kita semua marah saat mereka menghina negara kita. Tetapi bukankah kita harus lebih bijak dalam memilih kata-kata yang akan kita lontarkan? Kata-kata yang kita lontarkan merupakan cerminan dari kualitas diri kita. Saya hanya takut niat baik kita untuk membela negara, malah akan menjatuhkan martabat negara kita karena pemilihan kata-kata yang diucapkan tidak tepat.

Sedikit saran dari saya, seorang yang fakir ilmu. Bagaimana jika kita membalas perkataan mereka dengan kata-kata yang lebih baik? Seperti kata-kata sarkas, tenang tetapi menusuk. Bukankah itu lebih elegan? Sedikit contoh mungkin perlu. Misalnya mereka mengatakan negara kita dengan sebutan Indog. Balas saja perkataan mereka dengan

"Sepertinya sistem pendidikan di negara kalian perlu ditingkatkan, bagaimana mungkin seseorang yang sudah remaja bahkan dewasa masih belum bisa mengeja dengan baik?.”

atau apakah kalian punya kalimat lain yang lebih tenang dan menusuk, tetapi tetap elegan? mari kita diskusikan.

Tulisan saya ini bukan untuk menghujat atau mengkritik siapapun, hanya mencoba untuk membuka pikiran agar kita dapat melihat suatu hal dari sisi positifnya dan lebih bijak dalam menggunakan kalimat disaat berkomentar. Ayo kawan-kawan, mari sama-sama kita menjadi netizen yang elegan yang membalas semua perkataan buruk orang-orang dengan sebuah prestasi ataupun perkataan yang baik yang tidak akan menjatuhkan harga diri kita sendiri dan bangsa ini. Gunakan kekuatan sosial media kita untuk hal-hal yang bermanfaat, hal-hal yang dapat meningkatkan harga diri bangsa dimata dunia. Menjadi netizen yang elegan? Mengapa tidak!!!!