Steemit dan Perilaku “Troh Kapai Pula Lada”

Hi Steemians....

Aceh, sebuah provinsi yang berada di ujung Barat Indonesia menjadi pintu masuk bagi sebuah peradaban baru yaitu cryptocurrency dan blockchain. Ini mengulang sejarah abad ke 12 lalu, saat pedagang-pedagang Arab datang ke Aceh dan menjadi pintu masuk peradaban Islam ke Nusantara. Pedagang-pedagang dulu datang dengan kapal-kapal besar membawa barang-barang dari negeri mereka dan menukarnya dengan hasil bumi dari Aceh, yang paling terkenal saat itu adalah rempah-rempah seperti lada dan cengkeh. Sehingga saat itu muncul istilah yang populer hingga sekarang

“Watee Troh Kapai Baro Jak Pula Lada”


Sumber : pixabay


Artinya saat kapal sudah bersandar untuk mengambil lada, sebagian orang baru mulai menanamnya. Itu sudah menjadi karakter masyarakat kita yang tidak konsisten dalam mengerjakan sesuatu, saat melihat orang lain sudah memperoleh manfaat besar, kita baru mau memulainya dan tentu saja sudah agak terlambat.


Sumber : pixabay


Begitu juga dengan Steemit, saat Steemit masuk ke Aceh 2016 lalu, tidak semua orang bisa menerima dan bergabung dengan cepat. Sebagian besar butuh bukti berkali-kali baru bisa percaya bahwa Steemit memang platform yang berguna. Akhir tahun ini, Steemit telah memberi bukti yang cukup bagi orang-orang yang sabar dan tidak pernah menyerah dalam membuat konten.


Sumber : pixabay



Sumber : pixabay


Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempromosikan Steemit kepada teman dan keluarga, jangan sampai mereka baru menanam lada saat kapal sudah di dermaga. Bagi yang sudah bergabung, walaupun harga Steem dan Steem Dolar naik turun, tetap semangat dan STEEM ON[]

Lhoksukon, 26 Desember 2017

Mari Promosikan STEEMIT di INDONESIA dan Promosikan INDONESIA melalui STEEMIT



H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
15 Comments
Ecency