Kisah Murid Bodoh yang Mampu Mengajar

Di angkat dari kisah nyata beberapa puluh tahun yang silam.

Di sebuah pondok pengajian atau pasantren atau dayah dalam istilah bahasa aceh di kawasan Aceh Besar, terjadi aktivitas seperti biasa layaknya di tempat-tempat pangajian lainnya. Umumnya semua santri (murid) di sini mondok alias tinggal di dalam arena pasantren. Hal itu karena para santri yang menuntut ilmu agama di situ berasal dari berbagai daerah yang jauh.

image
pixabay.com

Kegiatan atau aktivitas para santri di fokuskan belajar ilmu agama, sudah tertulis jadwal kapan belajar, kapan istirahat menurut peraturan di tempat pengajian tersebut. Dalam seminggu sekali para santri mengadakan gotong royong bersama untuk membersihkan pekarangan pasantren. Dalam seminggu sekali juga para santri yang tinggal di dekat dengan lokasi pasantren sering pulang kampung, untuk berbagai macam alasan, ada yang membantu orangtuanya, ada yang mencari bekal belanja, dan lain sebagainya.

Di hari gotong royong bersama itu, pandangan tertuju ke salah seorang santri yang sedang mencabut rumput-rumput kecil di samping balai pengajian. Tampaknya santri tersebut sangat ikhlas dan menikmati pekerjaannya itu. Santri ini juga sering membersihkan balai pengajian sendiri, meletakkan sandal gurunya dengan arah yang benar (arah saat keluar langsung bisa dikenakan).

image
pixabay.com

Pada hari gotong royong minggu berikutnya, sang guru memerintahkan kepada semua santri untuk membersihkan atau mengkosongkan sumur jamban (maaf) yang sudah penuh. Banyak di antara para santri mengelak perintah sang guru dengan memilih pulang kampung, sakit, pokoknya ada saja halangan yang diutarakan.

Tinggal-lah sang guru dengan santri yang tadi, sang guru dan santri yang patuh ini pun membersihkan sumur jamban, dengan di bantu oleh sang guru, santri itu berhasil mengkosongkan atau memindahkan kotoran, meskipu dia berlumuran dengan bau yang tidak mengenakkan itu. Semua perintah guru, santri ini laksanakan dengan ikhlas.

Di suatu malam pengajian, sang guru berhalangan, karena ada urusan yang mendesak, sang guru menyuruh santri yang patuh kepadanya itu untuk menggantikannya. Karena santri ini belum pernah menolak perintah gurunya, maka dengan keringatan yang sudah membasahi bajunya melangkah ke tempat biasa gurunya duduk. Santri ini sadar akan kemampuan dirinya, masih di bawah standar, juga tidak bisa dipungkiri santri ini termasuk santri yang paling bodoh ditempat pengajian ini. Saya rasa siapa saja yang menerima tantangan itu pasti berkeringat dingin bahkan ada yang pinsan.

Santri-santri lainnya mengetawain, santri-santri lainnya sangat ingin mendengar arahan guru barunya, dan sudah siap untuk memperolokkan nanti.
Begitu santri yang menerima perintah gurunya duduk di tempat biasa gurunya duduk, perasaannya pun berubah, tiada ketakutan lagi padanya, tiada keringat lagi ditubuhnya.

image
pixabay.com

Santri ini membuka pengajian dengan salam dan menerangkan satu persatu isi kitab layaknya seorang guru ngaji yang berilmu tinggi. santri-santri yang lain pun ikut kaget dan tercengang melihat dan mendengar pembahasan dari guru baru mereka. Subhanallah.....!!! rupanya Allah telah mengilhami santri bodoh itu dengan ilmu pengetahuan. Seorang santri yang bodoh, hanya bermodal kepatuhan dan ketaatan kepada gurunya, mendapatkan rahmat dan petunjuk ilmu yang di ilhamkan Allah kepadanya. Subhanallah....!!!!

Demikian secuil kisah yang di angkat dari kisah nyata yang terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Semoga menjadi bahan renungan untuk kita semua dalam menghormati dan menghargai sang guru kita. Beradablah dengan gurumu, perlakukan lah gurumu itu layaknya orang tua kedua bagimu.

Salam dari bumi rencong : @nekmudagroh

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now