This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

Romansa Dibawah Pokok Roda [Jurnal Pribadi]

IMG_20180207_103310_HDR.jpg

Rabu pagi sebelum sampai tengah hari, cuaca yang cerah berawan dan udara belum mulai panas, sesekali angin berhembus sejuk. Setelah urusanku selesai di instansi kesehatan milik negara yang memintaku untuk meninggalkan air seni milikku ke dalam botol plastik kecil yang tidak ku isi penuh untuk diperiksa. Ku sempatkan rehat sejenak menikmati semangkok es tape dengan kuah santan dan sedikit sirup gula merah, di bawah pokok roda.


Dibawah pokok roda,...
Berbaris jajanan kaki lima pinggir jalan dekat taman kota. Salah satu tempat pilihanku untuk menyegarkan tenggorakan kering atau sekedar mencuci mata menghabiskan sedikit waktu sebelum kembali berkerumunan dengan ribuan manusia dengan segala macam urusan mereka yang harus dituntaskan hari ini sebelum akhirnya kembali pulang dan menyudahi hari.

Di bawah pokok roda,...
Sementara aku menyapa akrab kakak si penjual, dihadapanku kudapati Dia.

Dia,hanya selang beberapa detik, mampu memelarkan dimensi waktu, karna sosok nya yang anggun, melambatkan tiap gerak-langkahku.
Dia, hanya selang beberapa detik, mampu mengkondensasikan udara, karna senyumnya yang mesra, menyesakkan tiap tarikan nafasku.
Dia, hanya selang beberapa detik, mampu mengkontraskan cahaya, karna pipinya yang muda kemerahan, membinarkan pandanganku terhadapnya.


Dibawah pokok roda,...
Pikiranku sibuk mengada-ngada tak menentu. Dengan ceroboh aku memilih duduk memunggunginya. Takut akan terus pura-pura melihat kearah lain kalau nanti pas-pasan kami saling menatap satu sama lain, malu dan kemudian berpaling canggung.

Dibawah pokok roda,...
Daun kecoklatan layu berguguran satu persatu disirami pantulan sinar matahari yang menembus sela- sela daun pepohonan rimbun. Sosoknya seakan-akan dipeluk oleh cahaya aurora dari atas awan ufuk kutub utara terpancar indah dari balik tubuhnya. Bagaimana tidak aku terpesona dibuatnya.

Sesekali ku melirik kesamping mencari sosok dia di ujung mata atau mengatur sudut layar laptop untuk melihat pantulan bayangan dirinya. Semua akan sia-sia jika kesempatan ini ku lalui jika akhirnya Dia beranjak pergi tanpa kusadari.

Mungkin ini persimpangan takdir yang kucari-cari selama ini. Mungkin adalah Dia diseberang sana menanti seseorang menyambut tangannya yang putih dan halus untuk dituntun berjalan bersama.

Ku sudahi tulisan ini dan bangkit beranjak meninggalkan semua yang ada di meja.
Berbalik, dan...
Berjalan kehadapan,
Dia.

source