Memasuki sebuah instansi aparatur negara pada tahun yang sama dan berjuang sama-sama dalam lembaga pendidikan bahkan menjalani pendidikan selama 7 bulan membuat kami merasa seperti saudara satu berbuat kesalahan semua menerima hukumannya.
Oleh sebab itu kami selalu saling mengingati rekan-rekan kami agar tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
Pola pikir yang berbeda,suku yang berbeda, karakteristik yang berbeda, kebiasaan yang berbeda dan agama yang berbeda membuat kami kesulitan beradab tasi tapi lama kelamaan semua itu menjadi satu dan kami saling menghargai.
Hingga suatu hari kami di lahirkan menjadi aparatur negara disitulah kami berpikir walau bukan sedarah tapi kami lebih dari saudara.