This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

Mestikah Steemians Baru Memperkenalkan diri di Steemit?

540908_2962261184714_479217391_n.jpgSangat mudah ditebak, ketika kita melihat postingan introduce di steemit, pasti dia pendatang baru. Macam cara seseorang dalam memperkenalkan diri, ada yang lucu, unik, gemesin, bahkan ada yang alay bin lebay, semua tergantung pengalaman masing-masing, nggak ada masalah, selow aja.

Tapi itu semua sangat lumrah dan wajar-wajar saja, karena steemit tak pernah membatasi seseorang mengekspresikan diri. Steemians boleh menulis apa saja yang menurut mereka menarik dan bermanfaat bagi orang lain.

Yang menjadi fokus tulisan singkat ini adalah mestikah seorang pendatang baru memperkenalkan diri pada postingan mereka sebelum membual. Kok membual? Iya membual tapi bermanfaat dan mendapat reward lagi. Ini beda dengan isu yang sedang viral itu “Hoax Membangun”. Hoax kok membangun, ada-ada saja sampean ini.

Menurut saya, introduce ini penting agar teman-teman Anda tahu bahwa Anda sudah berada di jalan yang benar. Iya, maksud saya berada di komunitas orang-orang pintar dan cerdas. Begitu juga bagi teman baru yang belum mengenal Anda sudah tahu siapa Anda, bukan penumpang gelap.

Jangan lupa pasang foto diri yang terkece mungkin menurut Anda. Jika orang lain melihatnya mereka akan bilang “woow” begitu, “Anda sesuatu banget” lanjutkan. Begitulah kira-kira, Anda boleh berekspresi sesuka Anda, asal tetap menjaga kode etik, tidak memfitnah atau Sara.

Sebenarnya saya hanya berlagak menasihati orang di atas, padahal saya sendiri pendatang baru di dunia persteemitan ini. Yang ingin mengenal saya yuk mari. Nama saya Hayatullah Zubaidi. Panggilan akrab saya Hayatullah Pasee, di media sosial juga dikenal Hayatullah Pasee.

Pasee, bukan nama silsilah keluarga, merupakan nama sebuah daerah dimana saya berasal yaitu Aceh Utara. Daerah ini dulunya dikenal dengan Samudera Pasai (dalam bahasa Aceh disebut Pasee). Sebuah kerajaan Islam pertama di Nusantara, dan juga sebagai pintu masuknya Islam yaitu Pereulak dan Pasee.

Bagi sebagian orang yang sudah tahu sejarah Islam ini tentu mereka tak perlu saya sebutkan lagi saya berasal dari mana, tentu mereka sudah mengetahuinya. Aktivitas saya sehari-hari sebagai praktisi hubungan media di sebuah lembaga amil zakat resmi pemerintah Aceh dan jurnalis freelance.

Selain itu saya senang membaca dan menulis apa yang menurut saya ganjil. Dibilang penulis kritis, iya juga, tapi kadang-kadang. Saya lebih senang menulis analisis seperti tulisan opini di surat kabar. Selain itu saat ini saya sedang menempuh pendidikan magister ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Ohya, lupa, saat ini saya tinggal di Aceh Besar, pinggiran Kota Banda Aceh, tepatnya di Gampong Lampeudaya, kecamatan Darussalam. Insyaallah sudah menetap di sana. Bagi yang ingin mampir, monggo! Pintu pagar selalu terbuka, karena memang tak ada pagar. Itu saja ya. Salam kenal buat semuanya. Semoga betah. Hehe 

foto: Ketika meliput anak punk di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, diforo oleh Abu Chaidir