Tradisi Berguru Di Aceh (III:28)

image (sumber foto: putramelayu.com)

Tradisi meugure memang menjadi satu nafas kehidupan rakyat Aceh. Karena seseorang dianggap berguna dan berfungsi dalam masyarakat, jika orang tersebut pernah meugure pada seorang ulama atau guru, baik di dayah maupun di madrasah.

Dalam tradisi meugure, murid diarahkan untuk tidak hanya memahami ilmu yang bersifat burhani dan bayani, tetapi juga aspek-aspek 'irfani (hal 856). Keberadaan tradisi meugure menjadikan lembaga ini sebagai tempat untuk mencari jejak spirit ke-Aceh-an. Proses transfer ilmu dengan spirit menjadi dua mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Akibatnya, jebolan daya saat itu memang betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat. Beberapa ulama terkemuka kemudian menulis kitab yang dijadikan sebagai pedoman. Disamping itu, mereka juga terlibat aktif dalam jihad dan kehidupan sosial politik. Singkat kata, dunia pendidikan di Aceh dalam satu fase seharah tertentu, telah memainkan sejarah yang cukup signifikan. Alumni demi alumni mendirikan dayah di seluruh Aceh. Tradisi meugure seperti ini, seolah-olah mempertegas bagaimana ilmu pengetahuan dikembangkan di Aceh. (hal 859)

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
1 Comment
Ecency