Sejenak di Kamp Konsentrasi Seni

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bertandang langsung ke Kamp Konsentrasi Seni di Jantho. Disinilah sebagian anak-anak Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang masih berkaitan dengan soal seni. Sekali lagi, Alhamdulillah saya bisa berkesempatan datang ke sana.

Sebelum saya dan teman-teman bermain kesana, sudah pasti saya menghubungi pemilik kamp, ia akrab disapa dengan nama Tungang, ia juga Steemian pemilik akun @kitablempap. Sebenarnya ia masih terbilang baru di Jantho, karena sebelumnya ia berdomisili di Jogyakarta dalam rangka menuntut ilmu. Dan sekarang ia dipercaya sebagai dosen di ISBI Aceh.

Kami tiba sebelum Jum'at, 9 November 2018, tepatnya pukul 12.10. Setiba kami disana, Tungang memang sedang menunggu kehadiran kami yang sejak semalam sudah mencoba berkomunikasi dengannya. Sayangnya, semalam kami tidak bisa singgah mengingat masih ada kegiatan lain yang harus kami hadiri di kawasan Hutan Pendidikan STIK di Jantho.

Baru saja tiba, dua gelas kopi pun disuguhkan sebagai tanda menjamu tamu. Tak segan, kedua gelas kopi pun kami seruput dalam-dalam agar citarasa kopi lebih terasa. Selanjut pembicaraan pun mengalir saja tanpa ada kalimat pembuka. Tak lupa pula, Tungang meminta kami untuk makan siang bersama disana. Pikirku ini sebuah tawaran yang tidak pantas ditolak.

Siang lepas Jum'at itu kami makan siang berlauk sambal terasi dan kangkung. Selain itu sepotong ikan tongkol dan kerupuk juga ikut meramaikan menu makan siang kami. Terasa nikmat, sederhana, karena kami makan bersama-sama.

Singkat kisah, segala yang disuguhkan sudah kami habiskan tanpa rasa sungkan. Tiba kini saat kami duduk santai dan bercengkrama di depan satu meja yang sengaja dibuat dibelakang kamp. Di sekitar meja, beberapa kayu dan benda lain yang sudah tidak terpakai diolah hingga bernilai seni. Itulah pajangan yang menghiasi ruangan belakang.

Kata Tungang, selain untuk duduk santai, meja yang kami duduki juga saban malam dipakai untuk kegiatan surah buku. Dimana, sejumlah mahasiswa didiknya distimulasi untuk membaca dan kemudian diajak berdiskusi tentang apa saja terkait bahan yang sudah mereka baca sebelumnya. Ini semata-mata untuk menghadirkan suasana diskusi yang bermoral.

Sungguh tidak terasa, hari sudah jelang petang. Dan langit pun sudah mulai mendung, awan yang bergerak serempak mengikuti angin yang mengarah ke barat. Dari jauh, gugusan pegunungan Aceh Besar pun sudah dibasuh gerimis petang. Pikirku, ini saatnya untuk pulang, apalagi semua yang kami rencana pun sudah usai. InsyaAllah lain waktu kami akan kembali meramaikan Kamp Konsentrasi Seni.

Baru beberapa meter mobil keluar dari lorong, hujan turun begitu deras hingga jalanan pun kurang tampak. Dalam guyuran hujan yang sedemikian rupa kami terus melaju dengan hati-hati di samping mobil patroli polisi.

@pieasant

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
4 Comments
Ecency