This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

(Tidak!) Enaknya Bekerja di Taiwan #3

Hidup di Taiwan tentu berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, kita diawasi oleh keluarga dan masyarakat. Di Taiwan, Kita hanya diawasi Bos, itu pun hanya untuk menjaga kepentingan bos saja. Selebihnya terserah anda. Saat kita libur, kita dapat melakukan kegiatan apa saja, dari pengajian sampai berkaraoke seharian, bahkan lebih dari itu juga bisa, tanpa khawatir digeruduk oleh polisi atau satpam. *You know what I mean lah :)*. Jika kita tidak kuat iman, kita akan kembali ke Indonesia dengan pribadi yang berbeda yang mungkin keluarga pun tidak mengenali kita lagi :(. Oleh karena itu, harus dipastikan, selektif memilih teman.
Bekerja di Taiwan menjadi salah satu favorit teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia, tapi pekerjaannya tidaklah mudah. Bayangan gaji besar menyilaukan sebagian calon PMI untuk asal berangkat. Padahal, tanpa mental kuat kita akan terpancing menjadi kaburan/illegal. Sikap pamer yang ditunjukkan sebagaian kita via Medsos juga memancing para penipu dunia maya menebar ranjau. Ranjau yang paling mujarab adalah janji cinta sejati. Tapi pada praktiknya banyak teman-teman wanita PMI justru kehilangan waktu, uang sampai harga diri karena rayuan gombal via dunia maya. Cinta tak dapat, uang gaji bertahun-tahun di Taiwan pun hilang.
Budaya di Taiwan dengan budaya kita juga berbeda, itu juga harus dipertimbangkan. Mungkin kita berharap ada empati dan teposeliro jika pekerjaan kita dianggap tidak memuaskan bos. Oh, tidak! Bos sudah keluar uang untuk menperkerjakan kita dan uang yang keluar harus sesuai dengan keinginan bos. Maka bekerjamu adalah nerakamu jika kita tidak mampu bekerja sesuai harapan. Bekerja ya benar-benar bekerja, bisa jadi harus memijat nenek/kakek semalaman. Atau menggendong kakek/nenek ke kamar mandi jika perlu, tidak peduli seberapa berat yang harus digendong. Mungkin juga kita hanya tinggal berdua dengan nenek/kakek yang sudah sakit-sakitan, yang membuat jantung copot jika ada apa-apa dengan yang kita rawat. Pernahkah terbayangkan tinggal sekamar berdua semalaman dengan kakek yang sudah meninggal? Hoho..itu terjadi dengan teman PMI. Terbayangkankah membersihkan dengan tangan anus kakek yang terburai keluar karena ambeien parah dan memasukkan lagi ke dubur? Itu juga juga terjadi. Menunggu 24 jam tanpa tidur saat nenek sakit, sering terjadi pada teman-teman. Saya melihat, durasi pekerjaan mereka nampaknya membuat mereka lupa atau jarang minum. Kelihatan lho, terutama dari kulitnya. Yang saya tulis belum termasuk perbedaan selera makanan dan beribadah yang pasti kita hadapi.
Seringkali pekerjaan kita bukan hanya soal kakek/nenek, tapi bisa jadi banyak pekerjaan tambahan. Membersihkan rumah, merawat bayi, dan pekerjaan ibu rumah tangga yang lain adalah kewjiban lain walaupun itu di luar kontrak kerja. Berani tidak menolak pekerjaan tambahan? Sebagian besar PMI merasa takut menolak pekerjaan tambahan karena takut dipulangkan ke Indonesia. Bisa jadi kita ikhlas, tapi sebagian besar kita juga nggerundel dan jadi beban batin. Intinya, bayangan bekerja di Taiwan tidak lah seindah yang dibayangkan. Tapi kok memperpanjang kontrak sampai 5 kali? Karena kita merasa tidak ada pilihan yang lebih baik jika dibandingkan pulang ke Indonesia. Jika demikian, ada baiknya ikuti kegiatan-kegiatan di https://www.facebook.com/PCIMTaiwan. Siapa tahu mendapatkan informasi apa yang bisa dilakukan di Indonesia untuk mandiri secara ekonomi.

Taipei, 31 maret 2018, pukul 4.00 pm
***********