Ajakan untuk Pergi dari Steemit

image



Ada banyak alasan mengapa banyak Steemenen tidak aktif di Steemit untuk waktu beberapa saat dan kemudian beberapa di antaranya membuat postingannya kembali. Alasan itu tentu saja berbeda-beda pada tiap orangnya. Misalkan saja saya sendiri, yang sebenarnya juga selalu mencari jalan pergi dari Steemit ini.

Bukan karena bosan, karena kawan-kawan di sini terlalu seru dan juga saru, tidak terkecuali Steemenen senior, yang sudah melanglang mengangkang di dunia esmencol. Pun bukan karena benci, karena untuk apa membenci dunia blockchung dan orang-orang yang berstemenen, toh semua orang punya anu dan hasratnya sendiri-sendiri, dan itu sexy.

Absennya saya dari Steemit untuk waktu beberapa saat adalah selain adanya kesadaran untuk lebih baik pergi sesaat daripada tidak pernah kembali sama sekali juga karena persoalan waktu. Soal waktu, saya hanya memiliki waktu sehari semalam sebanyak 24 jam, dan itu terbilang tidak cukup jika terlalu banyak saya habiskan di dunia blockpeng dan grub *WhatsPap ini anunya itu. Jujur, ada banyak hal yang harus saya anukan sampai tuntas di luar sana, dan itu membutuhkan sempak terbang, anu, energi, dan waktu yang tidak sedikit robeknya.

Dibandingkan dengan membuang sempak, energi dan waktu terlalu banyak di Steemit dengan dalih ini anunya itu, saya memilih memuntahkan anunya itu di luar sana untuk sementara waktu, sebagai peulheuh ungkap ataupun pause. Bagi saya, pergi sesaat adalah salah satu cara untuk tetap berada di Steemit ini dalam waktu yang panjang.

Ya, untuk terus bisa berada di sini dan memberikan berbagai macam kesegaran, kita memang harus sering pergi untuk menemukan sesuatu yang berbeda dan baru, ke ruang-ruang yang asing dan paling anjing sekalipun, atau sekurangnya kita kembali ke muara; tempat dimana arus yang tenang dan sunyi berasal, untuk melakukan meditasi, penetrasi, inkubasi atau apapun anunya itu.

Dengan cara seperti itulah, terkadang kita bisa menemukan diri kita yang segar kembali, dengan anu yang strong, yang berada asing dan berbeda dari makhluk lainnya. Masing-masing manusia adalah unik, maka apakah sudah kita temukan keunikan itu? Pergilah.! Cari, dan jangan lupa kembali, untuk berbagi hal-hal baru yang anu, baik pada kita yang esmencol ini ataupun pada orang dan lewat ruang-ruang lainnya yang bertebaran di luar sana.


Salam lempap.!

@kitablempap

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
22 Comments
Ecency