This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

Hari itu, Innalillahi ....

Beberapa hari yang lalu saya mengalami pendarahan yang sebelumnya ditandai dengan keluarnya bercak-bercak darah selama beberapa jam.

image
(source)

Saya pernah mempunyai pengalaman sebelumnya seperti ini sehingga tidak ingin berfikirpun kalau ini adalah pertanda keguguran.

Karena pendarahan terjadi tanpa henti akhirnya saya putuskan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kandungan

Saya berada di kota Sigli ketika kejadian itu. Dengan segala keterbatasan informasi dokter dan rumah sakit disana akhirnya saya mendaftar pada salah satu klinik yang kata orang cukup terkenal disana.

Proses mendaftar tidak ada kendala. Saya diminta untuk menunggu giliran dengan nomor antrian 28. Ketika saya mendaftar nomor antrian yang dipanggil untuk pemeriksaan baru nomor 3.

Saya berfikir sejenak, ingin lanjut menunggu atau harus bagaimana. Kondisi pendarahan saya semakin tak bersahabat.

Baju yang saya kenakan habis bersimbah darah. Akhirnya salah seorang perawat yang melihat menyarankan saya untuk menggunakan pempers orang dewasa, karena kalau sekedar lampin yang digunakan saat haid sudah tidak memungkinkan.

Memang solusi yang tepat. Pempers tersebut menyelamatkan saya dari kebocoran dimana-dimana.

Tapi kini datang pula masalah lain. Saya mulai dilanda rasa sakit dipinggang. Semakin lama semakin hebat. Pinggang seperti mau putus rasanya. Sakit seperti ini pernah beberapa kali saya rasakan ketika menit-menit akhir menjelang saat melahirkan.

Berdiri susah, dudukpun kian susah. Akhirnya saya hanya bisa mondar-mandir saja meredakan rasa sakit sambil menunggu giliran pemeriksaan.

Melihat keadaan yang semakin buruk saya akhirnya bertanya pada petugas disana kira-kira kapan nomor giliran saya akan dipanggil. Sungguh mengejutkan ketika mendengar jawaban mereka. Kemungkinan saya akan diperiksa setelah jam berbuka puasa, yaitu sekitar 19.30 - 19.45 wib.

Ohh Tuhan, waktu itu jam baru menunjukkan pukul 17.00. Artinya saya harus menunggu begitu lama.

Setelah diskusi dengan suami @apayek yang waktu itu berada di Jakarta, akhirnya suami saya memutuskan untuk berkonsultasi dulu dengan @dokter-purnama , seorang dokter spesialis kandungan di Bireuen.

Dari hasil konsul, dr. Pur menyarankan saya untuk mengkonsumsi obat penahan rasa sakit dan pendarahan saja dulu kemudian terus melanjutkan perjalanan pulang ke Bireuen dan langsung masuk ke Rumah Sakit Aviecena untuk mendapat rawatan.

Sayapun menuruti perintah beliau dan pulang dengan berhati-hati. Sepanjang perjalanan terus saja bersiaga, dan berencana kalau keadaan tidak lagi memungkinkan maka akan singgah di klinik manapun diperjalanan pulang.

Alhamdulillah, saya tiba dengan selamat ditempat tujuan. Tanpa berlama-lama saya terus dirawat di IGD RS Aviecena.

image

Setelah pemeriksaan melalui USG, dokter Pur memberitahukan kalau janin saya telah tiada. Saya mengalami keguguran.

Innalillahiwainnailaihirajiun. Calon buah hati kami telah tiada. Sedih dan sebak terus menyelimuti dada. Tapi saya telah ikhlas kalau ini yang terbaik dari Nya.

Bireuen, 10 Juni 2018
@ijas.jaswar