This content was deleted by the author. You can see it from Blockchain History logs.

Kayalah, lalu jadilah Gubernur!

IMG_5176.JPG

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, di era saya, guru sering menanyakan apa cita cita dari setiap muridnya. Pertanyaan ini mungkin klise, karena sang guru berharap bisa memotivasi muridnya yang sebagian besar udik itu. Saya termasuk didalamnya!

Setiap kali ditanya, saya selalu menjawab jika saya ingin menjadi Pilot. Ditanya lagi dilain waktu, Dokter! Jawab saya mantap lagi. Ditanya lagi, Arsitek! Lagi, Gubernur! Lagi, orang hebat!

Begitulah, saya dalam usia masih bau kencur dan kencing belum lurus. Dan, entah mengapa arah kehidupan mengarahkan pada setiap cita-cita atau mimpi yang saya ucapkan berdua puluh tahun yang lalu. Niat guru mungkin iseng, niat murid mungkin itu hanya untuk mendapatkan gelar murid kesayangan.

Nggak mudah mengangkat tangan lalu meneriakkan mimpi atau cita cita di tengah kawan kawan yang berharap menjadi pejuang kemerdekaan Aceh. Sama sekali tak enak melihat raut wajah mereka, teman sepemandian sungai melirik dengan ujung mata.

Sekedar klise? Tidak! Saya mengejar semuanya satu persatu. Bela-belain daftar jadi AURI sampai dihukum push up gara-gara melintas di lapangan pendaratan pesawat, tepat lima menit sebelum pesawat landing. Surat ijin orang tua tak sudi ditanda tangani oleh Ayah.

"Yah, abang ingin sekolah kedokteran, pengen jadi ahli kandungan" pinta saya suatu ketika.
"uang ayah nggak cukup, ambil ekonomi aja!" Jawab ayah dengan melengos berlalu ke dapur.

"Yah, Abang ambil tehnik arsitek ya?"
Hanya lirikan mata yang menjawab. Baiklah, saya ambil ekonomi.

Jurusan yang cukup membuat saya ubanan ini, akhirnya mengantarkan saya pada sebuah kesimpulan. Saya harus jadi orang kaya. Saya harus jadi orang hebat, hingga akhirnya saya bisa jadi gubernur dengan uang sendiri. Tanpa sogok, tanpa lobby partai, tanpa harus bayar royalti.

Mungkin akan terlihat keren, ketika ada yang mencoba menyogok saya, si gubernur kaya raya, saya jawab "maaf saya kaya raya. Program itu tetap saya jalankan. Jadi jangan ganggu saya!"

Saya membayangkan tak ada hutang budi sama para stakeholder akan membuat roda pemerintahan aceh sepi dari sogok dan suap. Biaya politik yang mahal tak jadi soal. Karena gubernurnya kaya raya, tak butuh pengembalian modal.

Mendiang kakek pernah berpesan,

"Jadi pemimpin Aceh itu harus sepenuh hati, baru aceh ini jaya lagi. Jangan sibuk pikir gaji, karena jadi gubernur artinya sebuah pengabdian secara penuh!"

Entahlah, mungkin dengan bermimpi, tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita.
IMG_20180320_132728.jpg