Ketika Tontonan Jadi Tuntunan Hanya Sebuah Cerpen

hipwee-pexels-photo-461497-750x422.jpeg
Gambar Hanya Ilustrasi

Ai mencari remote AC kamarnya. Setelah remote tersebut ditemui, segera ia menyetel tingkat kedinginan ruangan kamar yang diinginkannya. Tombol plus pun ditekan oleh Ai. “Asyik....dingin nih, nyamannn...” begitu gumamnya.

Ai Rani memang senang berlama-lama di kamarnya, maklumlah Ai Rani yang baru kelas 5 sekolah dasar ini biasa dipanggil temannya dengan Ai Drakor, termasuk dari keluarga berada. Ayahnya adalah pekerja kantoran yang mempunyai jabatan strategis di perusahaannya, sedangkan Ibunya juga wanita karier. Ai adalah anak semata wayang, artinya anak tunggal, tidak punya kakak ataupun adik. Ia bebas melakukan apa saja yang disukainya di rumahnya tersebut. Ayah dan Ibu Ai memanjakannya dengan berbagai fasilitas mewah, seperti Hp yang terbilang mahal dan canggih. Bi Ani dan Pak Topo adalah dua asisten rumah tangga yang biasa menemani hari-hari Ai di rumahnya. Ayah dan Ibu Ai sibuk bekerja, mereka berdua pulang dari kantor sudah larut malam.

“Neng....makan dulu!” kata Bi Ani dari luar kamar sambil mengetuk pintu kamar Ai perlahan-lahan seperti khawatir Cah Ayu juragannya terganggu bila ia mengetuk lebih keras. Sudah ketiga kalinya, Ia memanggil Ai.

“Nanti Bi ...!” balas Ai dari dalam kamarnya.

Bagai buah simalakama, Bi Ani jadi ketakutan. Terlihat dari wajahnya yang sangat kebingungan dan mondar-mandir di ruang makan. “Duh Gustiii...gimana nanti Jurangan Besar” bisik hati Bi Ani. Ayah dan Ibu Ai biasanya menanyakan makan anaknya setiap hari ketika pulang bekerja. Pastilah, ia yang akan dimarahi jika Ai sampai malam ini belum makan. Ia ingin mengetuk pintu kamar Ai lebih keras, tapi ia juga khawatir Ai memarahi juga.

Pak Topo yang sedang melewati ruang makan melihat Bi Ani seperti itu, langsung saja menegur.

“Eh....ana opo tho?” tanya Pak Topo.

“Itu Cah Ayu, jam segini belum makan, nanti keburu Juragan Besar datang.” jawab Bi Ani agak lesu wajahnya.

“Yo Wes...Aku yang coba ketuk pintunya.” balas Pak Topo.

Mereka berdua bergegas menuju kamar Ai. Pak Topo pun langsung mengetuk pintu kamar Ai berkali-kali dengan agak keras. Akhinya, mereka berdua mendengar langkah kaki mendekati pintu. Ai pun membuka pintu kamarnya.

“Iyaaa....Pak Topo, Bi Ani, ada apa sih?” tanya Ai sambil memegang gagang pintu kamarnya, ia hanya membuka sedikit pintu kamarnya, seolah tak ingin Bi Ani dan Pa Topo mengetahui yang ada di kamarnya. Hal ini membuat Pak Topo yang memang terkenal sok tau ini mencoba bertanya.

“Cah Ayu lagi nonton apa tho?” tanya Pak Topo penuh selidik.

“Ngga nonton apa-apa kok, dasar sok tau nih Pak Topo!” jawab Aisedikit kesel.

Belum hilang keselnya, lanjut Bi Ani bertanya lagi.

“Iya Cah Ayu...lagi nonton apa sih? Ayo makan dulu” kata Bi Ani.

“Sudah ah jangan ada yang bertanya, iya ini saya mau makan!” kata Ai tersunggut.

“Alhamdulillah... begitu dong Cah Ayu, Bibi kan jadi senang.” balas Bi Ani.

“Males Bi....saya makan sendiri terus, ayah dan ibu pasti sampai rumah sudah lelah, istirahat langsung masuk kamar.” kata Ai sedih.

“Sudah Cah Ayu, kan ada Bi Ani dan Pak Topo.

Editor: Amriadi Al Masjidiy diadopsi dari cerita mendidik Majalah Sahabat.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
2 Comments
Ecency