Berikut ini akan menjadi catatan reportase singkat dari kunjungan perdana saya ke sekolah dampingan untuk program Presisi tahun 2022 ini. Jika pada tahun lalu, sekolah yang menjadi dampingan saya adalah sebuah sekolah menengah atas di Banda Aceh, kali ini sekolah menengah pertama adalah tempat dimana saya ditugaskan. SMPN 12 di kawasan Kampung Jawa, Banda Aceh adalah sekolah yang dimaksud. Tahun ini adalah tahun kedua sekolah ini terikutsertakan dalam program Presisi. Sama halnya dengan saya, ini juga tahun kedua saya sebagai fasilitator program ini.
Sekolah SMPN 12 berlokasi di daerah Kampung Jawa, di desa ini juga terdapat tugu nol kilometer kota Banda Aceh. Berdampingan dengan pelabuhan Ulee Lheu dan berseberangan dengan Lampulo, kawasan ini terkenal dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah seluruh kota Banda Aceh. Keberadaan TPA dan lokasi yang berdekatan dengan sentral produksi Ikan laut ini adalah kekuatan yang menjadikan sekolah ini sangat potensial untuk dikembangkan. Maksudnya, baik guru dan siswa bisa menggali potensi dari sumber daya yang ada guna melahirkan karya-karya yang mendukung pelaksanaan program kita ini.
Situasi sekolah terlihat lengang pada kunjungan saya tadi pagi. Saya tiba di sekolah berkisar jam 10 lewat 15 menit. Molor 15 menit dari waktu yang saya janjikan di grup WA dengan para guru. Ada tiga guru piket yang menyambut kedatangan saya. Setelah sejenak berbasa-basi, saya diminta untuk menunggu wakil dari kepala sekolah untuk program Presisi ini. Murid-murid sedang belajar di kelas, Inilah yang menyebabkan suasana sekolah terlihat sepi.
Sembari menunggu, saya sempatkan untuk berkeliling dan mengambil beberapa gambar guna mendukung postingan dan laporan untuk kunjungan perdana ini. Ada nostalgia tersendiri yang membawa ingatan ke masa pubertas pada saat sekolah dulu. Memori yang mungkin masih terekam jelas bagi kita yang pernah mencicipi bangku sekolah pada masanya. Sekolah ini sendiri terlihat terawat dengan baik, sangat mendukung bagi proses belajar mengajar yang efektif.
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, saya dipersilahkan untuk menuju ruang guru. Para guru juga diminta untuk hadir di ruangan yang sama. Ibu Sulastri membuka pertemuan kami ini. Beliau yang diamanatkan untuk membuka sesi diskusi kita pada pertemuan pertama ini. Sebenarnya ada satu guru yang menjadi ujung tombak dan sudah sangat memahami semangat program Presisi tahun lalu. Pak Ajhar Khomeini yang pada kesempatan kali ini harus absen karena sedang ada kegiatan LAKSAR atau Prajabatan. Beliau diperkirakan tidak bisa ambil bagian untuk bulan pertama ini.
Namun apapun kondisinya, saya justru melihat ada sisi positif ketika sebelumnya guru-guru di sekolah ini tidak terlalu aktif, baik pada waktu workshop yang lalu maupun saat saya coba berinteraksi via WA grup, pertemuan langsung tadi memberikan kesempatan saya untuk mengulik motivasi para guru agar lebih "into" dengan program ini. Sedikit banyak, dari hasil pertemuan tadi saya mencoba merefresh kembali tentang apa yang terjadi tahun lalu. Hal ini dimaksudkan agar bisa kita perbaiki bersama kedepannya.
Berbagi motivasi dengan para guru adalah hal yang saya lakukan pada saat saya diberikan kesempatan untuk menyampaikan sepatah dua kata pada pertemuan tadi. Semangat para guru juga harus tetap terjaga agar suksesnya pelaksanaan program Presisi tahun ini bisa kita capai dengan cara yang mengesankan. Karena bagaimanapun juga peran guru dalam memfasilitasi siswa akan sangat menentukan dalam proses kegiatan ini selama 4 bulan kedepan. Untuk itu, saya mencoba meraih simpati mereka agar tidak merasa terpaksa mengambil peran sebagai fasilitator yang mendampingi siswa nantinya.
Pada jam istirahat, beberapa siswa yang ambil bagian tahun lalu juga ikut bergabung pada pertemuan perdana ini. Mereka terlihat antusias menceritakan pengalaman tahun lalu. Pengalaman belajar hal yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan saat pembelajaran reguler di dalam kelas. Para siswa yang hadir tadi juga antusias untuk kembali ambil bagian dalam proses kegiatan Presisi untuk tahun ini. Menggali potensi di wilayah sekitar sekolah dengan melahirkan ide karya yang baru adalah motivasi yang sempat diutarakan oleh seorang siswa yang saya minta untuk berbicara.
Pertemuan tadi cukup melahirkan getaran positif bagi saya pribadi. Semoga kedepannya apa yang kami lalui dalam proses kegiatan Presisi ini bisa bermanfaat bagi kami semua yang terlibat didalamnya. Sebenarnya ada satu hal yang terlewati pada sesi diskusi tadi, yaitu mengenai strategi sekolah untuk mentegrasikan program ini kedalam kurikulum sekolah yang berlaku. Namun demikian masih ada waktu untuk itu, dimana insyaallah pada dua hari mendatang, kami akan kembali bertemu untuk membahas refleksi awal siswa dan strategi sekolah untuk hal yang saya sebutkan di atas. Baiklah teman-teman Hivers semuanya sekian postingan saya untuk hari ini. Semoga bermanfaat dan salam sehat untuk kita semua ππππ€