SAYA berkunjung ke Kota Banda Aceh suatu waktu dan bertemu mantan tetangga saya. Beliau dulu tinggal di sebuah rumah, satu blok dengan saya di Kompleks Mutiara Indah, Gampong Alue Awe, Muara Dua, Lhokseumawe.
Angoh, begitu saya biasa memanggilnya. Nama ini tentu saja hanya sekadar nama panggilan, bukan nama aslinya. Beliau merupakan teknisi di laboratorium Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Saat itu kami memilih untuk menikmati kopi di Moorden Coffee di kawasan Beurawee. Kami memiliki selera yang sama dalam hal ini, yaitu Nira Espreso.