Aceh Menjadi Poros Penyebaran Agama Islam Part II

Pada Periode abad ke 13-16, penyebaran islam menjadi semakin mantap dan meluas, karena ; (1). Interaksi perdagangan yang semakin tinggi membuat semakin banyak pedagang yang datang dan menetap sementara (2). Imigrasi Arab yang menetap secara permanen juga semakin banyak (3). Sebagai akibat dua hal di atas maka semakin banyak pedagang yang menikahi wanita setempat dan berketurunan (4). Semakin banyak ulama yang datang karena sejak abad ke-13 kekhalifahan Abbasiyah ( di Timur Tengah dan India) diserang oleh bangsa Mongol dipimpin Hulagu Khan (1258) dan (5). Mulai munculnya pejabat negara lokal yang beragama islam.

image

Jadi proses islamisasi ini tidak lagi semata dipandang sebagai suatu proses eksternal namun sudah menginternal. Pada masa kejayaan beberapa kerajaan di Aceh yaitu kerajaan Peureulak, Samudera Pasai, dan Aceh Darussalam, Internalisasi ajaran islam ke dalam manajemen kepemimpinan, struktur pemerintahan, dan budaya masyarakat menjadi lebih cepat. Penjelajah Venesia Italia Marcopolo yang mengunjungi Aceh (1292) melaporkan bahwa semua penduduk Kerajaan Peureulak telah beragama Islam, sedangkan Ibnu Batutah (1343) penjelajah Bangsa Arab menyatakan hal yang sama terhadap Kerajaan Samudera Pasai.

image
image

Teks klasik Melayu tentang sejarah Samudera Pasai yaitu Hikayat Raja-Raja Pasai, menyebutkan tingginya apresiasi Raja Pasai terhadap para ulama berkualitas yang datang khususnya dari Mekkah. Mereka tidak hanya diterima sebagai pembawa agama islam di daerahnya namun juga diberikan dukungan penuh oleh kerajaan untuk menjalankan misi dakwah ke wilayah lain nusantara. Raja Aceh kemudian banyak yang mengganti gelarnya dengan istilah Sultan. Selain karena strategi dakwah, tindakan ini bertujuan untuk mendapatkan legitimasi tambahan bagi kekuasaan mereka, dan merupakan indikasi keinginan mereka untuk menciptakan afiliasi dengan pusat kekuasaan politik dan keagamaan Islam di Timur Tengah.

image

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
2 Comments
Ecency