Yang Lebih Keren dari Hipster adalah Sahabat Hijrah

Perjalanan seratus kilometer--yang jauh--selalu dimulai dengan satu langkah kaki. Begitu juga dengan sahabat hijrah, perjalanan dalam mengubah diri menjadi lebih religius juga dilakukan dengan langkah-langkah sederhana. Perlahan-lahan dan bertahap-tahap.

image

Kalau dalam pikiran orang yang akrab dengan buku-buku sejarah. Kata "hijrah", seringkali mengingatkan mereka pada perpindahan suatu kaum dari tempat A ke tempat B. Seperti hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Apabila kita mau melenceng sedikit dari pengertian di atas. Hijrah juga bisa disebut migrasi. Entah itu migrasi budaya atau migrasi sekumpulan orang yang mencari kehidupan yang lebih.

Atau pada zaman dulu, ketika sekumpulan manusia yang belum dilengkapi peralatan modern, ketika kuda belum dijinakkan, dan keadaan lingkungan dan alam masih mengancam, orang-orang banyak hidup dengan cara berpindah-pindah. Pergi beramai-ramai dan mengembara ke tempat baru yang jauh. Seperti perpindahan bangsa Arya dari padang stepa Rusia ke India, misalnya.

Meminjam istilah, Arnold Toynbee, fenomena ini juga disebut sebagai Volkerwonderung, atau kita sederhanakan saja sebagai badai migrasi. Atau seperti invasi suatu kaum demi mendapat wilayah "kebun" yang lebih luas.

Nah, saya lihat inilah yang sedang terjadi di dunia kiwari. Entah di facebook, twitter, dan instagram, orang-orang beramai berubah menjadi sahabat hijrah.

Itu semua bisa dilihat dari feed instagram mereka, facebook dan status WA--yang menjelma menjadi tempat berkumpul-bertaburnya caption-caption kata-kata mutiara yang religius-shalih-dan-shalehah.

Apakah fenomena ini baik? Tentu saja. Seperti badai Volkerwonderung, tentu saja ini membawa angin segar bagi mereka yang hidupnya yang tak berubah dan berlumur dosa, walaupun sedikit dicampuri sikap konformis yang sulit dielak : ikutan-ikutan menjadi sahabat hijrah.

Ada beberapa kawan saya yang sinis tentang fenomena ini. Tetapi saya coba memberi pemahaman kepada dia. Kalau sesuatu yang berubah itu pastilah bertahap. Begitu juga dengan sahabat hijrah. Menjadi baik sedikit demi sedikit. Jangan anggap remeh yang sedikit-sedikit. Siapa tahu dalam beberapa bulan ke depan, mereka sudah fasih ngutip sirah nabawiyah, menjajal pemikiran Ibnu Arabi atau mengutip puisi Attar? Nah. Tentu itu akan menjadi hal luar biasa.

Jadi jangan terlalu sinis apabila ada kawan yang dulunya tidak baik sekarang berubah sahabat hijrah. Sebagaimana yang sudah saya tulis di atas, satu perjalanan jauh selalu dimulai dengan satu langkah kaki.

Salam.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
10 Comments
Ecency