PERTUNJUKAN KEVIN SANJAYA

image

Saat shuttlecock melayang dari lapangan seberang, ia berdiri di depan jaring mengangkat raket. Matanya menatap tajam ke kanan, gerak tubuhnya juga ke arah kanan, tapi dengan satu gerak pergelangan tangan yang cepat, bola permainan terlontar ke sudut kiri.

Ia berlari ke belakang, meloncat memunggungi lapangan, seraya tangan kanannya terangkat dan melakukan smash terbalik.

Gempuran smash lawan yang jauh lebih tinggi tiba-tiba dikembalikannya dengan cara akrobatik: ditangkis lewat selangkangan kaki.

Shuttlecock diangkatnya perlahan dengan tangan kiri, seolah hendak melakukan serve dengan perlahan dan mengarahkannya tipis di batas jaring. Saat lawan bersiap menyergap kok di atas jaring, tiba-tiba pergelangan tangannya menyentak dan melontarkan bola jauh ke belakang, tepat sebelum garis batas luar lapangan.

Semua yang saya ceritakan di atas sungguh terjadi: di tangan Kevin Sanjaya Sukamuljo, lapangan bulutangkis adalah panggung pertunjukan.

Anak muda 22 tahun ini, memberi warna baru dunia bulutangkis. Ia seolah sebuah pencapaian baru batas keterampilan seorang pemain badminton.

Ia pemain ganda berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon, tapi namanya seperti tenar dan mencorong sendiri. Boleh jadi karena Gideon bermain begitu bijaksana: ia mengimbangi, mengiringi, memberi ruang yang luas bagi Kevin yang lebih muda untuk menggelar atraksi.

Tahun 2017, Kevin-Gideon telah anteng di posisi ganda peringkat nomor satu dunia. Mereka merebut juara turnamen All England, India Open, Malaysia Open, Jepang Open, China Open, Hongkong Open dan kemudian dilengkapi dengan World Superseries Finals Dubai.

Menonton pasangan Kevin-Gideon bertanding di lapangan badminton -- langsung atau melalui layar kaca -- yang kita saksikan adalah sebuah pertunjukan seni dari olahragawan yang dalam dirinya berpadu keterampilan, mentalitas yang kukuh, dan talenta yang sangat terasah.

Terutama lewat Kevin, yang konon, namanya diambil dari pemeran film anak Hollywood yang pernah tenar, Home Alone.

Di film itu, bintang ciliknya yang menggemaskan, Kevin McCallister (diperankan Macaulay Culkin) begitu cerdik memperdayai lawan-lawannya, para perampok dewasa yang menyatroni rumahnya di liburan Natal. Saat tengah berkejar-kejaran di dalam rumah itu, Kevin McCallister berteriak keras ke arah perampok tua bernama Marley: “Hey, I'm not afraid any more! I said I'm not afraid any more! Do you hear me? I'm not afraid any more!”

Dunia sungguh terhibur dibuatnya.

Atraksi Kevin di lapangan, sungguh serupa Kevin di Home Alone: bukan usia, bukan tinggi badan yang jadi penentu kemenangan, tapi kecerdasan, ketepatan, kecekatan serta talenta yang terasahlah yang membuat seseorang memenangkan pertempuran. Juga kemampuan mengalahkan ego sendiri, kerelaan untuk bahu membahu bersama pasangan, terutama saat berada di bawah tekanan.

Usia Kevin baru 22 tahun. Masih lama waktu untuk menyaksikan pertunjukan dan akrobat yang ditampilkannya. Lebih dari itu, kita menunggu persembahan prestasinya untuk bangsa ini.

Selamat kepada Kevin Sanjaya, kepada Marcus Fernaldi Gideon, kepada pelatih Herry Iman Pierngadi, juga selamat kepada segenap insan bulutangkis Indonesia.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now