Merupakan bandara internasional yang terletak di Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar. Bandara tersebut dikelola oleh PT Angkasa Pura I untuk melayani penerbangan secara nasional bahkan internasional. Sejarahnya, bandara ini dibangun oleh pemerintahan Jepang sekitar tahun 1943. Kala itu Bandara SIM memiliki leber 30 meter dan panjang hingga 1.400 meter. Awalnya bandara tersebut bernama Blang Bintang Airport, yang kemudian di ubah menjadi Bandara Sultan Iskandar Muda yang diambil dari nama pahlawan nasional Indonesia asal Aceh.
Bandara Rembele atau juga dikenal dengan sebutan Bandara Simpang Tiga Redelong berlokasi di Gampong Bale Atu, Kecamatan Bukit, Kabupaen Bener Meriah. Sejarahnya bandara ini dibangun pada tahun 2.000, selesai pada tahun 2.003, dan mulai beraktivitas pada tahun 2004. Setelah mengalami berbagai renovasi dan pengembangan, bandara ini kemudian diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada tahun 2016.
Bandara ini juga dioprasikan oleh PT Angkasa Pura II, dibangun pertama kali ole PT Arun NGL untuk mempermudah transportasi kota Lhokseumawe dan sekitarnya menuju Medan. Hal tersebut diprakarsai oleh dampak konflik yang tak memungkinkan untuk melalui jalur darat yang tengah memanas. Setelah PT Arun berhenti beroprasi, bandara Malikul Saleh diambil alih peran dan fungsinya oleh pemerintah kota Lhokseumawe.
Bandara ini berdomisili di Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten aceh Utara. Seperti namanya, bandara ini merupakan milik perusahaan Exxonmobil selaku perusahaan pertambangan minyak bumi dan gas.
Terletak di Kecamatan Pasie Raya, Tapak Tuan, Aceh Selatan. Bandara Cut Ali dikelola oleh UPT Ditjen Hubud dan merupakan bandar udara kelas IV yang hanya bisa menampung pesawat maksimal berukuran tipe C-212.
Merupakan bandara yang memiliki kemiripan identik dengan bandara Cut Ali, Tapak tuan. Selain dikelola ole UPT Hubud, pesawat ini juga hanya bisa menampung pesawat dengan ukuran paling besar berjenis tipe C-212. Lapangan terbang ini merupakan fasilitas militer TNI Angkatan Laut TNI-AL.
Bandara ini terletak di Gampong Penggalangan dan Gampong Palok, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues. Sesuai nama lokasinya, bandara ini juga dikenal dengan sebutan Bandara Blangkejeren. Bandara ini terletak sekitar 274 Kilometer dari Banda Aceh. Pesawat yang biasa mendarat adalah Cassa 212 dan Cessna Grand Caravan.
Bandara ini diambil dari nama salah seorang tokoh tasawuf Aceh, Hamzah Fansuri. Berlokasi di Desa Kampong Baru, Kecamatan Singkil Utara. Bandara ini dibangun sejak tahun 2004 dan mulai beroprasi pada April 2008.
Diambil dari lokasinya, Bandara ini terletak di Kuala Batee Kabupaten aceh Barat Daya. Bandara ini dibangun dan didanai oleh Badan Rehabilitasi dan Kontruksi .
Bandara yang satu ini berlokasi di Nagan Raya dan dikelola oleh PT Angkasa Pura I pada Agustus tahun 2014.
Bandara ini memiliki landasan yang terbuat dari rumput atau aspal. Proses pembangunan dan perawaannya, bandara ini langsung dalam penanganan pemerintah kota Langsa.